Makalah
:
EKONOMI
ISLAM
“ANALISIS
PERMINTAAN”
DISUSUN
OLEH
“KELOMPOK
3”
1.
NAMA : ARIADI
NIM : 215 210 008
2.
NAMA
: DEWI DELINA
NIM : 215 210 009
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PAREPARE
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kehadirat Tuhan yang maha Esa yang telah memberikan kita nikmat, baik itu
nikmat islam maupun nikmat iman. Kedua kalinya tak lupa kita haturkan salawat
serta salam kepada junjungan alam Nabi besar Muhamamad SAW.Yang
telah menunjukkan kita jalan yang menuju kebenaran, seperti yang kita rasakan
pada saat ini.
Tidak lupa
pula kami haturkan terima kasih kepada dosen yang telah
membimbing kami dalam menyelesaikan makalah yang berjudul “Analisis
Permintaan” kami sadar bahwa makalah ini sangat jauh dari
kesempurnaan, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari
teman-teman yang bersifat membangun untuk dijadikan pelajaran ke depannya.
Akhir kata
kami sebagai penyusun mengucapkan, Semoga makalah ini bermanfaat untuk kita
semua.
Parepare, Maret 2016
Penulis
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini,
banyak sekali kekeliruan konsumen dalam menentukan pilihan dalam memenuhi
kebutuhannya. Konsumen lebih mementingkan kepuasan dalam memilih barang/jasa
yang diinginkannya, tanpa memikirkan mashalahah dan berkah yang
terkandung di dalam barang tersebut. Yang seharusnya barang yang dibeli dapat
memberikan mafaat kepada mereka malah sebaliknya dapat menjadi moderat bagi
mereka, dan menurunkan derajat manusia karena salah dalam pilihan kebutuhannya.
Untuk itu,
makalah ini akan membahas mengenai prilaku konsumen dalam pilihannya memenuhi
kebutuhan. Ada batasan-batasan yang harus diperhatikan dalam memilih
barang/jasa. Salah satunya adalah tidak berlebih-lebihan (israf) dan
mempertimbangkan kebutuhan orang lain juga. Karena kepedulian kita terhadap
orang lain ini dimaknai sebagai bentuk amal salah, dan juga bisa dimaknai
sebagai upaya memberikan kesempatan konsumen lain untuk membeli barang yang
dibutuhkannya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah
pilihan konsumen dengan pendekatan iso-mashlahah?
2. Bagaimanakah
efek berkah pada pilihan optimal?
3. Bagaimanakah
efek substitusi dan efek pendapatan dari perubahan harga?
4.
Analisis elastisitas permintaan ?
C. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui
bentuk kurva iso-mashlahah
2. Memahami
konsep berkah pada pilihan optimal
3. Dapat
menjelaskan efek substitusi dan efek pendapatan dari perubahan harga
4. Mampu
menganalisa permintaan konsumen muslim.
D. Manfaat Pembahasan
Makalah ini disusun agar dapat memberikan manfaat baik secara teoritis
maupun secara praktis. Secara teoritis, makalah ini berguna sebagai
pengembangan ilmu, sesuai dengan masalah yang dibahas dalam makalah ini. Secara
praktis, makalah ini diharapkan bermanfaat bagi :
1. Penulis,
seluruh kegiatan penyusunan dan hasil dari penyusunan makalah ini diharapkan
dapat menambah pengalaman, wawasan dan ilmu dari masalah yang dibahas dalam
makalah ini, dan
2. Pembaca,
makalah ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber tambahan dan sumber
informasi dalam menambah wawasan pembaca.
BAB II PEMBAHASAN
A. Pilihan Konsumen: Pendekatan Iso-Mashlahah
Dalam hal ini sebenarnya terdapat
dua pendekatan untuk mengetahui perilaku konsumen,yaitu pendekatan mashlahah
marjinal dan pendekatan iso mashlahah.Pendekatan pertama di dasarkan pada
pandangan bahwa manfaat maupun berkah atas suatu kegiatan konsumsi bisa di
rasakan dan di ukur oleh konsumen.Sementara pendekatan ke dua di dasarkan pada
pandangan bahwa mashlahah,terutama berkah hanya bisa di rasakan,namun tidak bisa
di ukur seberapa besarnya.
1. Karakteristik iso mashlahah
Kurva iso mashlahah menunjukan kombinasi dua barang atau
jasa yang memberikan mashlahah yang sama.Untuk mengetahui proses penurunan dari
kurva iso mashlahah.
Kurva iso-mashlahah
2. Bentuk kurva iso mashlahah
Kandungan berkah dalam masing-masing baran sangat menentukan
pilihan konsumen.konsumen yang rasional akan memiliki kecenderungan pilihan
pada penggunaan barang-barang dengan kandungan berkah yang tinggi di bandingkan
dengan barang yang kandungan berkahnya rendah.
3. Kemampuan subtitusi antar barang
Kemampuan untuk saling menggantikan antara barang satu
dengan baang lainya bisa di lihat dari nilai absolut dari slope iso mashlahah.
4. Batasan individu dan etika dalam
konsumsi
Konsumen akan menghadapi berbagai kendala atau batasan yang
harus di perhatikan dalam menentukan pilihan konsumsi.Berbagai batasan ini
antara lain: brangnya harus halal, di konsumsi tidak dalam jumlah
berlebih-lebihan (israf) memperhatkan
kebutuhan orang lain dan menyesuaikan dengan kemampuan anggaran karena
kehalalan merupakan batasan minmal dalam konsumsi, maka di ansumsikan seluruh
barang yang di konsumsi adalah halal.
5. Keseimbangan konsumen
Setelah mendiskusikan elemen-elemen
pembentuk dari skema pilihan konsumen,maka sekarang ini saatnya menggabungkan
kedua argumen tersebut untuk menentukan pilihan konsumen.
Keseimbangan
konsumen dengan kendala anggaran dan israf
B. Efek Berkah pada Pilihan Optimal
Efek berkah terjadi setelah konsumen
mencapai suatu kemaslahatan yang optimal maka kandungan berkah itu sangat
mempengaruhi kecenderungan konsumen dalam memilih atau menentukan suatu barang
yang akan dikonsumsinya karena para konsumen akan lebih memilih barang yang
memiliki manfaat banyak bagi dirinya sehingga para konsumen akan merasakan efek
berkah secara optimal dari barnag yang dikonsumsi tersebut.
Efek berkah yang berpengaruh pada
kepedulian sosial perusahaan terhadap pembelian. Karena perusahaan semakin
memandang penting terhadap perlunya mereka dalam memperhatikan aspek lingkungan.
Islam juga mengajarkan kalau keperdulian sosial ini sangat penting tidak hanya
dalam keadaan berkecukupan tetapi meskipun dalam keadaan kesulitan.
Kepedulian perusahaan terhadap
lingkungan ini adalah salah satu sumber peningkatan keberkahan karena ketika
konsumen mengetahui bahwa kandungan berkah pada suatu barang meningkat maka ia akan meningkatkan pembelian atas
barang tersebut dan akan mengurangi
pembelian terhadap barang yang memiliki kandungan berkahnya yang lebih rendah. Oleh sebab itu disimpulkan
bahwa peningkatan kandungan berkah
suatu barang akan mempengaruhi peningkatan jumlah barang yang di minta oleh para komsumen.
C. Efek Subtitusi dan Efek Pendapatan dari Perubahan Harga
1. Efek
subtitusi
Adanya gerakan dari satu titik keseimbangan yang lain dapat
di pisahkan menjadi efek subsitusi dan efek pendapatan.
Efek aubaitusi mengatakan bahwa bila suatu komoditi turun
individu akan menggantikan komoditi lain (jika harganya tetap) dengan komoditi
lain.Efek subsituai ini mengakibatkan kenaikan jumlah yang di minta atas
komodiiti yang harganya turun.
Adanya kennaikan harga suatu barang bisa di pandang sebagai
penurunan mashlahah total karena dengan anggaran yang sama konsumen akan
mendapatkan manfaat yang lebih rendah atas barang yang di belinya.Adapun dengan
adanya kenaikan harga suatu barang akan memiliki beberapa kemungkinan efek
subsitusi yaitu:
a. Kenaikan
harga suatu barang tanpa adanya perubahan kandungan mashlahah.
Adanya kenaikan harga beras lokal akan mendorong konsumen
untuk berpindah dari membeli beras lokal menuju beras impor.Hal ini di lakukan
konsumen jika kebutuhan mereka tidak berubah.
b. Kenaikan
harga barang di sertai dengan penurunan kandungan mashlahah
Jika hal ini terjadi maka konsumen akan menurunkan jumlah
pembelian barang untuk menghindari terjadinya penurunan mashlahah.Sebagai misal
naiknya harga kayu akan semakin langlangkanya pohon,bisa juga di ikuti oleh
penebangan secara liar oleh para pedagang.Jika hal ini terjadi penurunan berkah
pada kayu tersebut karena kayu di peroleh melalui proses yang titak di benarkan
islam.
c. Kenaikan
harga barang di sertai dengan kenaikan kandungan mashlahah
Jika kenaikan harga suatu barang ini terjadi,sebagai misal
ketika harga beras lokal naik di sertai dengan penggunaan pupuk organik yang
tidak mencemari lingkungan (semula di gunakan pupuk kimiawi) maka konsumen
muslim tidak langsung akan menurunkan jumlah pembelian beras lokal bahkan
mungkin ia membeli beras dalam jumlah tetap.
2. Efek
pendapatan
Efek pendapatan mengakatan bahwa jika suatu komoditi turun
(cateris parebus),Daya beli paendapatan uang yang tetap dari individu tersebut
naik (pendapatan nik) jika hal ini terjadi konsumen cenderung membeli lebih
banyak komoditi yang harganya turun jika barang tersebut adalah barang yang
normal dan lebih sedikit jika barang tersebut inferior,sebagai misal apabila
harga suatu komoditi normal turun efek pendapatan memperkuat efek subsitusi
dalam menyebabkan liku permntaan individu akan komoditi tersebut berlereng
negative (individu membeli banyak komoditi yang harganya turun) sebaliknya bila
harga suatu barang inferior turun efek pendapatan berggerak arah berlawanan
dengan efek subsit
D. Analisis Elastisitas Permintaan
Analisa
permintaan telah menduduki posisi yang sangat penting dalam bangunan teori ekonomi.
Bahkan analisa elatisitas permintaan telah banyak memberikan tuntunan kepada
para meneger perusahaan dalam menentukan strategi pemasaran, pemilihan teknik
promosi, maupun penentuan harga (pricing). Konsep dasar elastisitas
permintaan adalah alat untuk mengukur seberapa peka permintaan akan berubah
sebagai respon terhadap perubahan variable lain. Seperti harga barang, selera,
pendapatan konsumen, dan sebagainya.
1.
Elastisitas harga permintaan
Elastisitas harga permintaan adalah perubahan jumlah dari barang
yang diminta sebagai akibat dari adanya perubahan harga, yang diukur dalam
presentase
a. Pengukuran
elastisitas
Untuk menyederhanakan perhitungan,
elaastisitas dapat diukur dengan dua cara, yaitu:
1) Elastisitas
busur
Elastisitas
busur (arc elasticity) menghitung besarnya nilai elastisitas pada busur
(lengkungan) atau rentang waktu tertentu. Berdasarkan defenisi yang dikemukakan
di atas, maka bisa diperoleh eksprei aljabar:
Di mana secara berturut-turut adalah perubahan
dalam presentase dari kuantitas dan harga.
Ekspresi di atas bisa dituliskan dalam
bentuk lain menjadi ekspresi berikut:
Di mana P dan Q menunjukkan P dan Q
rata-rata
2) Elastisitas
titik
Secara
fundamental, tidak ada perbedaan antara
konsep elastisitas titik (point
elasticity) dengan elastisitas busur. Perbedaannya hanya terjadi pada
pendekatan terhadap unit yang digunakan sebagai basis perhitungan. Secara
spesifik bisa dikatakan bahwa konsep point elasticity mendekati
elastisitas berdasarkan kejadian yang ada pada satu waktu/ keadaan tertentu
pada suatu kurva demand. Formulasi ini pada akhirnya terlihat pada
ekspresi berikut:
Dengan
melihat formula di atas, maka kita bisa melihat perbedaan yang mendasar
diantara keduanya. Dalam formula dari elastisitas titik di atas bisa dilihat,
bahwa perubahan kuantitas maupun harga didekati dengan perubahan sesaat ehingga
komponen ratio perubahan dalam konsep elastisitas busur tidak lain adalah slope dari kurva
permintaan.
b. Makna angka
elastisitas
Makna yang lebih umum
dari angka elastisitas, ambil di sini -2 berarti jumlah barang diminta akan
naik sebesar 2 persen manakala terjadi penurunan harga sebanyak 1 persen.
Criteria mengenai elatisitas:
Jika nilai │Eh│< 1, inelastic
Jika nilai │Eh│= 1, unit elastic
Jika nilai │Eh│> 1, elatis
c. Elastisitas
permintaan konsumen islami
Elastisitas permintaan
konsumen Islami diartikan adalah sebagai nilai elastisitas yang dipunyai oleh
konsumen yang memperdulikan mashlahah. Meskipn tidak ada ajaran yang eksplisit mengenai besarnya nilai
elastisitas, namun nilai elastisitas ini
mengimplikasikan berlakunya ajaran islam. Untuk hal ini, kita dapatkan nilai
elastisitas dari fungsi permintaan yang telah diperoleh sebelumnya:
Angka elastisitas yang
besarnya sama dengan -1 menunjukkan nilai yang unit elastic. Implikasi dari
nilai elastisitas yang seperti ini adalah hasil yang diperoleh ketika penjual
melakukan pemotongan ataupun peningkatan harga akan memperoleh hasil yang
netral.
2.
Elastisitas pendapatan permintaan
Elastisitas pendapatan permintaan (income elasticity of
demand) merupakan varian lain dalam kelompok elastisitas permintaan. Secara
teknis elastisitas, didefenisikan
sebagai perubahan jumlah barang yang diminta, dalam persentase, sebagai
respon terhadap perubahan pendapatan konsumen, dalam persentase. Maka bisa
dibentuk persamaan aljabar:
Elastisitas ini mengukur seberapa besar kenaikan jumlah barang
yang diminta sebagai akibat dari kenaikan pendapatan.
Sementara
untuk angka elastisitas yang menggunakan pendekatan elastisitas titik (point
elasticity) bisa diperoleh melalui formula:
Berbeda dengan elastisitas harga permintaan, elastisitas
pendapatan permintaan tidak menngenal istilah elastic maupun tidak elastic.
Namun dari sini justru bisa didapatkan kategori suatu barang, yaitu:
Barang
inferior, jika E1 < 0
Barang normal, jika 0 ≤ E1 ≤ 1
Barang
superior, jika E1 > 1
Barang inferior adalah jumlah barang yang diminta justru
berkuranng ketika konsumen mengalami peningkatan pendapatan, barang yang masuk
dalam kategori ini adalah barang-barang yang mempunyai kualitas rendah. Barang
normal adalah jumlah barang yang diminta naik sejalan dengan kenaikan
pendapatan, namun kenaikan barang tersebut maksimum adalah proporsional. Yakni
jumlah barang yang diminta naik satu persen jika kenaikan pendapatan satu
persen juga. Barang superior adalah jumlah barang yang diminta akan naik dengan
persentase yang lebih besar disbanding persentase kenaikan pendapatan, barang
sejenis ini juga sering disebut sebagai jenis barang yang luxurious.
Mengenai elastisitas pendapatan islam, mari kita bawa ke dalam
fungsi permintaan:
Nilai
elastisitas pendapatan adalah satu. Hal ini menunjukkan, bahwasanya barang yang
dikonsumsi konsumen muslim adalah barang normal.
3.
Elastisitas berkah permintaan
Secara teknis, elastisitas berkah permintaan didefenisikan
sebagai perubahan, dalam persentase, yang terjadi dalam kuantitas dibandingkan
dengan perubahan berkah, dalam persentase. Hal ini ditulis dalam bentuk
aljabar:
Besarnya elastisitas berkah secara teoritis bisa diturunkan dari
kurva permintaan yang ada, yaitu:
Dari hasil yang didapat
menunjukkan bahwa elastisitas berkah permintaan adalah positif yang menunjukkan
bahwa peningkatan kandungan berkah akan mampu meningkatkan jumlah barang yang
dijual.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari
hasil pemaparan di atas dapat disimpulkan tidak semua mashlahah bagi
konsumen bisa diukur, namun konsumen bisa merasakan tinggi rendahnya mashlahah
yang diterima. Oleh karena itu, pengukuran mashlahah dapat dilakukan
secara ordinal.
Kurva iso-mashlahah
menunjukkan kombinasi dua barang/jasa yang memberikan mashlahah yang
sama. Untuk itu, setiap konsumen memiliki alternative kombinasi berbagai
barang/jasa yang diperkirakan memberikan mashlahah yang sama.
Dan yang terakhir adalah konsumen
muslim dalam mengkonsumsi barang selalu memilih kandungan mashlahah dan berkah
yang lebih tinggi dari barang lain, walaupun barang lain itu
B. Saran
Sebagai
manusia yang berperan menjadi konsumen hendaknya kita menjadi konsumen sesuai
permintaan islami, dimana permintaan kita harus bersyariat kepada sumber islam.
Pertama, jangan berlebih- lebihan, jangan juga terlalu pelit, tetapi jadilah
ditengahnya yaitu orang yang mampu ménage kebutuhannya agar dalam konsumsinya
dan permintaannya menjadi seimbang
Sebagai
manusia yang berperan menjadi konsumen hendaknya kita menjadi konsumen sesuai
permintaan islami, dimana permintaan kita harus bersyariat kepada sumber islam.
Pertama, jangan berlebih- lebihan, jangan juga terlalu pelit, tetapi jadilah
ditengahnya yaitu orang yang mampu ménage kebutuhannya agar dalam konsumsinya
dan permintaannya menjadi seimbang.
DAFTAR PUSTAKA
Tim Penyusun Modul SMK. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial.
Surakarta : Citra Pustaka Mandiri
Sukwiaty, Dkk. 1995. Pengantar Mikro. Jakarta :
Binapura Aksara
Yasinta. 2008. Elastisitas
Permintaan dan Penawaran. Wordpress.com : yasinta
Chaeraniirm.
2012. Elastisitas Permintaan dan Penawaran. blogspot.com : chaeraniirma
Suprayitno,
Eko. Ekonomi mikro perspektif islam. UIN-Malang
press. Malang: 2008.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar