Rabu, 06 April 2016

Makalah Analisis Permintaan



Makalah :

EKONOMI ISLAM
“ANALISIS PERMINTAAN”






DISUSUN OLEH
“KELOMPOK 3”

1.    NAMA      :  ARIADI
NIM           :  215 210 008
2.    NAMA      :  DEWI DELINA
NIM           :  215 210 009




PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI
                  UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PAREPARE                
2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha Esa yang telah memberikan kita nikmat, baik itu nikmat islam maupun nikmat iman. Kedua kalinya tak lupa kita haturkan salawat serta salam kepada junjungan alam Nabi besar Muhamamad  SAW.Yang telah menunjukkan kita jalan yang menuju kebenaran, seperti yang kita rasakan pada saat ini.
Tidak lupa pula kami haturkan terima kasih kepada dosen yang telah membimbing  kami dalam menyelesaikan makalah yang berjudul “Analisis Permintaan”  kami sadar bahwa makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari teman-teman yang bersifat membangun untuk dijadikan pelajaran ke depannya.
Akhir kata kami sebagai penyusun mengucapkan, Semoga makalah ini bermanfaat untuk kita semua.



Parepare, Maret 2016


Penulis


BAB I PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang

Dewasa ini, banyak sekali kekeliruan konsumen dalam menentukan pilihan dalam memenuhi kebutuhannya. Konsumen lebih mementingkan kepuasan dalam memilih barang/jasa yang diinginkannya, tanpa memikirkan mashalahah dan berkah yang terkandung di dalam barang tersebut. Yang seharusnya barang yang dibeli dapat memberikan mafaat kepada mereka malah sebaliknya dapat menjadi moderat bagi mereka, dan menurunkan derajat manusia karena salah dalam pilihan kebutuhannya.
Untuk itu, makalah ini akan membahas mengenai prilaku konsumen dalam pilihannya memenuhi kebutuhan. Ada batasan-batasan yang harus diperhatikan dalam memilih barang/jasa. Salah satunya adalah tidak berlebih-lebihan (israf) dan mempertimbangkan kebutuhan orang lain juga. Karena kepedulian kita terhadap orang lain ini dimaknai sebagai bentuk amal salah, dan juga bisa dimaknai sebagai upaya memberikan kesempatan konsumen lain untuk membeli barang yang dibutuhkannya.

B.   Rumusan Masalah

1.    Bagaimanakah pilihan konsumen dengan pendekatan iso-mashlahah?
2.    Bagaimanakah efek berkah pada pilihan optimal?
3.    Bagaimanakah efek substitusi dan efek pendapatan dari perubahan harga?
4.    Analisis elastisitas permintaan ?

C.   Tujuan Pembahasan

1.    Mengetahui bentuk kurva iso-mashlahah
2.    Memahami konsep berkah pada pilihan optimal
3.    Dapat menjelaskan efek substitusi dan efek pendapatan dari perubahan harga
4.    Mampu menganalisa permintaan konsumen muslim.

D.   Manfaat Pembahasan

Makalah ini disusun agar dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis, makalah ini berguna sebagai pengembangan ilmu, sesuai dengan masalah yang dibahas dalam makalah ini. Secara praktis, makalah ini diharapkan bermanfaat bagi :
1.    Penulis, seluruh kegiatan penyusunan dan hasil dari penyusunan makalah ini diharapkan dapat menambah pengalaman, wawasan dan ilmu dari masalah yang dibahas dalam makalah ini, dan
2.    Pembaca, makalah ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber tambahan dan sumber informasi dalam menambah wawasan pembaca.

BAB II PEMBAHASAN

A.   Pilihan Konsumen: Pendekatan Iso-Mashlahah

Dalam hal ini sebenarnya terdapat dua pendekatan untuk mengetahui perilaku konsumen,yaitu pendekatan mashlahah marjinal dan pendekatan iso mashlahah.Pendekatan pertama di dasarkan pada pandangan bahwa manfaat maupun berkah atas suatu kegiatan konsumsi bisa di rasakan dan di ukur oleh konsumen.Sementara pendekatan ke dua di dasarkan pada pandangan bahwa mashlahah,terutama berkah hanya bisa di rasakan,namun tidak bisa di ukur seberapa besarnya.
1.    Karakteristik iso mashlahah
Kurva iso mashlahah menunjukan kombinasi dua barang atau jasa yang memberikan mashlahah yang sama.Untuk mengetahui proses penurunan dari kurva iso mashlahah.
Kurva iso-mashlahah
2.    Bentuk kurva iso mashlahah
Kandungan berkah dalam masing-masing baran sangat menentukan pilihan konsumen.konsumen yang rasional akan memiliki kecenderungan pilihan pada penggunaan barang-barang dengan kandungan berkah yang tinggi di bandingkan dengan barang yang kandungan berkahnya rendah.
3.    Kemampuan subtitusi  antar barang
Kemampuan untuk saling menggantikan antara barang satu dengan baang lainya bisa di lihat dari nilai absolut dari slope iso mashlahah.
4.    Batasan individu dan etika dalam konsumsi
Konsumen akan menghadapi berbagai kendala atau batasan yang harus di perhatikan dalam menentukan pilihan konsumsi.Berbagai batasan ini antara lain: brangnya harus halal, di konsumsi tidak dalam jumlah berlebih-lebihan (israf) memperhatkan kebutuhan orang lain dan menyesuaikan dengan kemampuan anggaran karena kehalalan merupakan batasan minmal dalam konsumsi, maka di ansumsikan seluruh barang yang di konsumsi adalah halal.
5.    Keseimbangan konsumen
       Setelah mendiskusikan elemen-elemen pembentuk dari skema pilihan konsumen,maka sekarang ini saatnya menggabungkan kedua argumen tersebut untuk menentukan pilihan konsumen.
Keseimbangan konsumen dengan kendala anggaran dan israf

B.   Efek Berkah pada Pilihan Optimal

Efek berkah terjadi setelah konsumen mencapai suatu kemaslahatan yang optimal maka kandungan berkah itu sangat mempengaruhi kecenderungan konsumen dalam memilih atau menentukan suatu barang yang akan dikonsumsinya karena para konsumen akan lebih memilih barang yang memiliki manfaat banyak bagi dirinya sehingga para konsumen akan merasakan efek berkah secara optimal dari barnag yang dikonsumsi tersebut.
Efek berkah yang berpengaruh pada kepedulian sosial perusahaan terhadap pembelian. Karena perusahaan semakin memandang penting terhadap perlunya mereka dalam memperhatikan aspek lingkungan. Islam juga mengajarkan kalau keperdulian sosial ini sangat penting tidak hanya dalam keadaan berkecukupan tetapi meskipun dalam keadaan kesulitan.
Kepedulian perusahaan terhadap lingkungan ini adalah salah satu sumber peningkatan keberkahan karena ketika konsumen mengetahui bahwa kandungan berkah pada suatu barang meningkat   maka ia akan meningkatkan pembelian atas barang tersebut dan akan mengurangi  pembelian terhadap barang yang memiliki kandungan berkahnya   yang lebih rendah. Oleh sebab itu disimpulkan bahwa peningkatan  kandungan berkah suatu  barang akan mempengaruhi  peningkatan jumlah barang yang  di minta oleh para komsumen.







C.   Efek Subtitusi dan Efek Pendapatan dari Perubahan Harga

1.    Efek subtitusi
Adanya gerakan dari satu titik keseimbangan yang lain dapat di pisahkan menjadi efek subsitusi dan efek pendapatan.
Efek aubaitusi mengatakan bahwa bila suatu komoditi turun individu akan menggantikan komoditi lain (jika harganya tetap) dengan komoditi lain.Efek subsituai ini mengakibatkan kenaikan jumlah yang di minta atas komodiiti yang harganya turun.
Adanya kennaikan harga suatu barang bisa di pandang sebagai penurunan mashlahah total karena dengan anggaran yang sama konsumen akan mendapatkan manfaat yang lebih rendah atas barang yang di belinya.Adapun dengan adanya kenaikan harga suatu barang akan memiliki beberapa kemungkinan efek subsitusi yaitu:
a.    Kenaikan harga suatu barang tanpa adanya perubahan kandungan mashlahah.
Adanya kenaikan harga beras lokal akan mendorong konsumen untuk berpindah dari membeli beras lokal menuju beras impor.Hal ini di lakukan konsumen jika kebutuhan mereka tidak berubah.
b.    Kenaikan harga barang di sertai dengan penurunan kandungan mashlahah
Jika hal ini terjadi maka konsumen akan menurunkan jumlah pembelian barang untuk menghindari terjadinya penurunan mashlahah.Sebagai misal naiknya harga kayu akan semakin langlangkanya pohon,bisa juga di ikuti oleh penebangan secara liar oleh para pedagang.Jika hal ini terjadi penurunan berkah pada kayu tersebut karena kayu di peroleh melalui proses yang titak di benarkan islam.
c.    Kenaikan harga barang di sertai dengan kenaikan kandungan mashlahah
Jika kenaikan harga suatu barang ini terjadi,sebagai misal ketika harga beras lokal naik di sertai dengan penggunaan pupuk organik yang tidak mencemari lingkungan (semula di gunakan pupuk kimiawi) maka konsumen muslim tidak langsung akan menurunkan jumlah pembelian beras lokal bahkan mungkin ia membeli beras dalam jumlah tetap.

2.    Efek pendapatan
Efek pendapatan mengakatan bahwa jika suatu komoditi turun (cateris parebus),Daya beli paendapatan uang yang tetap dari individu tersebut naik (pendapatan nik) jika hal ini terjadi konsumen cenderung membeli lebih banyak komoditi yang harganya turun jika barang tersebut adalah barang yang normal dan lebih sedikit jika barang tersebut inferior,sebagai misal apabila harga suatu komoditi normal turun efek pendapatan memperkuat efek subsitusi dalam menyebabkan liku permntaan individu akan komoditi tersebut berlereng negative (individu membeli banyak komoditi yang harganya turun) sebaliknya bila harga suatu barang inferior turun efek pendapatan berggerak arah berlawanan dengan efek subsit

D.   Analisis Elastisitas Permintaan

Analisa permintaan telah menduduki posisi yang sangat penting dalam bangunan teori ekonomi. Bahkan analisa elatisitas permintaan telah banyak memberikan tuntunan kepada para meneger perusahaan dalam menentukan strategi pemasaran, pemilihan teknik promosi, maupun penentuan harga (pricing). Konsep dasar elastisitas permintaan adalah alat untuk mengukur seberapa peka permintaan akan berubah sebagai respon terhadap perubahan variable lain. Seperti harga barang, selera, pendapatan konsumen, dan sebagainya.
1.      Elastisitas harga permintaan
Elastisitas harga permintaan adalah perubahan jumlah dari barang yang diminta sebagai akibat dari adanya perubahan harga, yang diukur dalam presentase
a.    Pengukuran elastisitas
Untuk menyederhanakan perhitungan, elaastisitas dapat diukur dengan dua cara, yaitu:

1)     Elastisitas busur
Elastisitas busur (arc elasticity) menghitung besarnya nilai elastisitas pada busur (lengkungan) atau rentang waktu tertentu. Berdasarkan defenisi yang dikemukakan di atas, maka bisa diperoleh eksprei aljabar:
Di mana  secara berturut-turut adalah perubahan dalam presentase dari kuantitas dan harga.
Ekspresi di atas bisa dituliskan dalam bentuk lain menjadi ekspresi berikut:
Di mana P dan Q menunjukkan P dan Q rata-rata
2)     Elastisitas titik
Secara fundamental, tidak ada perbedaan  antara konsep elastisitas  titik (point elasticity) dengan elastisitas busur. Perbedaannya hanya terjadi pada pendekatan terhadap unit yang digunakan sebagai basis perhitungan. Secara spesifik bisa dikatakan bahwa konsep point elasticity mendekati elastisitas berdasarkan kejadian yang ada pada satu waktu/ keadaan tertentu pada suatu kurva demand. Formulasi ini pada akhirnya terlihat pada ekspresi berikut:
Dengan melihat formula di atas, maka kita bisa melihat perbedaan yang mendasar diantara keduanya. Dalam formula dari elastisitas titik di atas bisa dilihat, bahwa perubahan kuantitas maupun harga didekati dengan perubahan sesaat ehingga komponen ratio perubahan dalam konsep elastisitas busur  tidak lain adalah slope dari kurva permintaan.
b.    Makna angka elastisitas
Makna yang lebih umum dari angka elastisitas, ambil di sini -2 berarti jumlah barang diminta akan naik sebesar 2 persen manakala terjadi penurunan harga sebanyak 1 persen. Criteria mengenai elatisitas:
Jika nilai │Eh│< 1, inelastic
Jika nilai │Eh│= 1, unit elastic
Jika nilai │Eh│> 1, elatis
c.    Elastisitas permintaan konsumen islami
Elastisitas permintaan konsumen Islami diartikan adalah sebagai nilai elastisitas yang dipunyai oleh konsumen yang memperdulikan mashlahah. Meskipn tidak ada ajaran  yang eksplisit mengenai besarnya nilai elastisitas, namun nilai elastisitas  ini mengimplikasikan berlakunya ajaran islam. Untuk hal ini, kita dapatkan nilai elastisitas dari fungsi permintaan yang telah diperoleh sebelumnya:
Angka elastisitas yang besarnya sama dengan -1 menunjukkan nilai yang unit elastic. Implikasi dari nilai elastisitas yang seperti ini adalah hasil yang diperoleh ketika penjual melakukan pemotongan ataupun peningkatan harga akan memperoleh hasil yang netral.
2.      Elastisitas pendapatan permintaan
Elastisitas pendapatan permintaan (income elasticity of demand) merupakan varian lain dalam kelompok elastisitas permintaan. Secara teknis elastisitas, didefenisikan  sebagai perubahan jumlah barang yang diminta, dalam persentase, sebagai respon terhadap perubahan pendapatan konsumen, dalam persentase. Maka bisa dibentuk persamaan aljabar:
Elastisitas ini mengukur seberapa besar kenaikan jumlah barang yang diminta sebagai akibat dari kenaikan pendapatan.
Sementara untuk angka elastisitas yang menggunakan pendekatan elastisitas titik (point elasticity) bisa diperoleh melalui formula:
Berbeda dengan elastisitas harga permintaan, elastisitas pendapatan permintaan tidak menngenal istilah elastic maupun tidak elastic. Namun dari sini justru bisa didapatkan kategori suatu barang, yaitu:
Barang inferior, jika E1 < 0
Barang normal, jika 0 ≤ E1 ≤ 1      
Barang superior, jika E1 > 1
Barang inferior adalah jumlah barang yang diminta justru berkuranng ketika konsumen mengalami peningkatan pendapatan, barang yang masuk dalam kategori ini adalah barang-barang yang mempunyai kualitas rendah. Barang normal adalah jumlah barang yang diminta naik sejalan dengan kenaikan pendapatan, namun kenaikan barang tersebut maksimum adalah proporsional. Yakni jumlah barang yang diminta naik satu persen jika kenaikan pendapatan satu persen juga. Barang superior adalah jumlah barang yang diminta akan naik dengan persentase yang lebih besar disbanding persentase kenaikan pendapatan, barang sejenis ini juga sering disebut sebagai jenis barang yang luxurious.
Mengenai elastisitas pendapatan islam, mari kita bawa ke dalam fungsi permintaan:
Nilai elastisitas pendapatan adalah satu. Hal ini menunjukkan, bahwasanya barang yang dikonsumsi konsumen muslim adalah barang normal.
3.         Elastisitas berkah permintaan
Secara teknis, elastisitas berkah permintaan didefenisikan sebagai perubahan, dalam persentase, yang terjadi dalam kuantitas dibandingkan dengan perubahan berkah, dalam persentase. Hal ini ditulis dalam bentuk aljabar:
Besarnya elastisitas berkah secara teoritis bisa diturunkan dari kurva permintaan yang ada, yaitu:
Dari hasil yang didapat menunjukkan bahwa elastisitas berkah permintaan adalah positif yang menunjukkan bahwa peningkatan kandungan berkah akan mampu meningkatkan jumlah barang yang dijual.

BAB III PENUTUP

A.   Kesimpulan

Dari hasil pemaparan di atas dapat disimpulkan tidak semua mashlahah bagi konsumen bisa diukur, namun konsumen bisa merasakan tinggi rendahnya mashlahah yang diterima. Oleh karena itu, pengukuran mashlahah dapat dilakukan secara ordinal.
Kurva iso-mashlahah menunjukkan kombinasi dua barang/jasa yang memberikan mashlahah yang sama. Untuk itu, setiap konsumen memiliki alternative kombinasi berbagai barang/jasa yang diperkirakan memberikan mashlahah yang sama.
Dan yang terakhir adalah konsumen muslim dalam mengkonsumsi barang selalu memilih kandungan mashlahah dan berkah yang lebih tinggi dari barang lain, walaupun barang lain itu

B.   Saran

         Sebagai manusia yang berperan menjadi konsumen hendaknya kita menjadi konsumen sesuai permintaan islami, dimana permintaan kita harus bersyariat kepada sumber islam. Pertama, jangan berlebih- lebihan, jangan juga terlalu pelit, tetapi jadilah ditengahnya yaitu orang yang mampu ménage kebutuhannya agar dalam konsumsinya dan permintaannya menjadi seimbang
          Sebagai manusia yang berperan menjadi konsumen hendaknya kita menjadi konsumen sesuai permintaan islami, dimana permintaan kita harus bersyariat kepada sumber islam. Pertama, jangan berlebih- lebihan, jangan juga terlalu pelit, tetapi jadilah ditengahnya yaitu orang yang mampu ménage kebutuhannya agar dalam konsumsinya dan permintaannya menjadi seimbang.

DAFTAR PUSTAKA

Tim Penyusun Modul SMK. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial. Surakarta : Citra Pustaka Mandiri
Sukwiaty, Dkk. 1995. Pengantar Mikro. Jakarta : Binapura Aksara
Yasinta. 2008. Elastisitas Permintaan dan Penawaran. Wordpress.com : yasinta
Chaeraniirm. 2012. Elastisitas Permintaan dan Penawaran. blogspot.com : chaeraniirma
Suprayitno, Eko. Ekonomi mikro perspektif islam. UIN-Malang press. Malang: 2008.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar