Kamis, 24 Maret 2016

Makalah Perencanaan Manajemen



Makalah :

PENGANTAR MANAJEMEN
“PERENCANAAN”





DISUSUN OLEH
“KELOMPOK 2”


NAMA         :  A. RADHA RANDANI
NIM             :  1215 210 041
NAMA         :  SURIYADI
NIM             :  215 210 007
NAMA         :  MALHUDDIN
NIM             :  215 210 014



PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI
                      UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PAREPARE
                                                           
2016


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan hinayah-Nya terutama nikmat sehat dan kesempatan sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Pengantar Manajemen tentang Perencanaan ini, sholawat serta salam semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi besar Baginda Muhammad Saw yang telah menjadikan suri tauladan bagi umat diseluruh alam.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Manajemen di program studi Ekonomi Pembangunan pada Universitas Muhammadiyah Parepare. Selanjutnya penulis mengucapkan terimah kasih yang sebanyak-banyaknya kepada dosen sekaligus pembimbing mata kuliah Pengantar Manajemen.
Akhirnya penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk pembuatan makalah yang akan datang.

Parepare, Maret 2016

Penulis.




BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Setiap organisasi perlu melakukan suatu perencanaan dalam setiap kegiatan organisasinya, baik perencanaan produksi, perencanaan rekrutmen karyawan baru, program penjualan produk baru, maupun perencanaan anggarannya. Perencanaan (planning) merupakan proses dasar bagi organisasi untuk memilih sasaran dan menetapkan bagaimana cara mencapainya. Oleh karena itu, perusahaan harus menetapkan tujuan dan sasaran yang hendak dicapai sebelum melakukan proses-proses perencanaan.
Perencanaan diperlukan dan terjadi dalam berbagai bentuk organisasi, sebab perencanaan ini merupakan proses dasar manajemen di dalam mengambil suatu keputusan dan tindakan. Perencanaan diperlukan dalam jenis kegiatan baik itu kegiatan organisasi, perusahaan maupun kegiatan di masyarakat, dan perencanaan ada dalam setiap fungsi-fungsi manajemen, karena fungsi-fungsi tersebut hanya dapat melaksanakan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dalam perencanaan.
Perencanaan merupakan tahapan paling penting dari suatu fungsi manajemen, terutama dalam menghadapi lingkungan eksternal yang berubah dinamis. Dalam era globalisasi ini, perencanaan harus lebih mengandalkan prosedur yang rasional dan sistematis dan bukan hanya dengan firasat (dugaan).
Pokok pembahasan pada makalah ini berfokus pada elemen-elemen tertentu dari proses perencanaan dan proses yang sangat berhubungan dengan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Kemudian memperkenalkan konsep perencanaan dan menyajikan sejumlah pendekatan untuk mengefektifkan perencanaan dari berbagai jenis.
Dalam manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain seperti pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan tidak akan dapat berjalan

B.   Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang diatas maka penulis meruskan masalah sebagai berikut :
1.    Bagaimana konsep sidasar perencanaan ?
2.    Bagaimana proses penyusunan perencanaan ?
3.    Apa saja jenis-jenis perencanaan ?
4.    Bagaimana teori perencanaan itu ?
5.    Bagaimana efektifitas perencanaan ?
6.    Bagaimana model perencanaan rasional ?

C.   Tujuan Pembahasan

Tujuan penulisan makalah ini secara umum adalah untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Pengantar Manajemen, namun tujuan penulisan makalah ini secara khusus adalah sebagai berikut:
1.    Konsep sidasar perencanaan.
2.    Proses penyusunan perencanaan.
3.    Jenis-jenis perencanaan.
4.    Teoro perencanaan.
5.    Efektifitas perencanaan.
6.    Model perencanaan rasional.

 

D.   Manfaat Pembahasan

Makalah ini disusun agar dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis, makalah ini berguna sebagai pengembangan ilmu, sesuai dengan masalah yang dibahas dalam makalah ini. Secara praktis, makalah ini diharapkan bermanfaat bagi :
1.    Penulis, seluruh kegiatan penyusunan dan hasil dari penyusunan makalah ini diharapkan dapat menambah pengalaman, wawasan dan ilmu dari masalah yang dibahas dalam makalah ini, dan
2.    Pembaca, makalah ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber tambahan dan sumber informasi dalam menambah wawasan pembaca.


BAB II

PEMBAHASAN


A.    Konsep Sidasar Perencanaan

1.    Pengertian perencanaan
Dalam manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan tidak akan dapat berjalan.
Rencana dapat berupa rencana informal atau rencana formal. Rencana informal adalah rencana yang tidak tertulis dan bukan merupakan tujuan bersama anggota suatu organisasi. Sedangkan rencana formal adalah rencana tertulis yang harus dilaksanakan suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu. Rencana formal merupakan rencana bersama anggota korporasi, artinya, setiap anggota harus mengetahui dan menjalankan rencana itu. Rencana formal dibuat untuk mengurangi ambiguitas dan menciptakan kesepahaman tentang apa yang harus dilakukan.
Untuk mengetahui dan memahami hakekat perencanaan, maka kita perlu mengetahui pengertian atau definisinya, di antaranya :
a.       George R. Terry: Perencanaan adalah pemulihan fakta-fakta dan usaha menghubung-hubungkan antara fakta yang satu dengan yang lain, kemudian membuat perkiraan dan peramalan tentang keadaan dan perumusan tindakan untuk masa yang akan datang yang sekiranya diperlukan untuk menghendaki hasil yang dikehendaki.
b.       Harold Koontz dan O’Donnell: Perencanaan adalah tugas seorang manajer untuk menentukan pilihan dari berbagai alternatif, kebijaksanaan, prosedur dan program.
c.       W. H. Newman: Perencanaan adalah suatu penngambilan keputusan pendahuluan mengenai apa yang harus dikerjakan dan merupakan langkah-langkah sebelum kegiatan dilaksanakan.
d.       Dr. SP. Siagian MPA.: Perencanaan dapat didefinisikan sebagai keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang dari hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan.
Dari penjelasan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa perencanaan merupakan kegiatan menetapkan, merumuskan tujuan dan mengatur pendaya-gunaan manusia, material, metode dan waktu secara efektif dalam rangkan pencapaian tujuan.
Widjojo dalam Lembaga Administrasi Negara (1985: 31), menjelaskan sebagai berikut Perencanaan pada asasnya berkisar pada dua hal :
a.    Penentuan pilihan secara sadar mengenai tujuan-tujuan konkret yang hendak dicapai dalam jangka waktu tertentu atas dasar nilai-nilai yang dimiliki masyarakat yang bersangkutan.
b.    Pilihan di antara cara-cara alternatif yang efesien serta rasional guna mencapai tujuan-tujuan tersebut, baik untuk penentuan tujuan yang meliputi jangka waktu tertentu maupun bagi pemilihan cara-cara tersebut diperlukan ukuran-ukuran atau kriteria-kriteria tertentu yang terlebih dahulu harus dipilih pula.
2.    Tujuan perencanaan
Setiap kegiatan organisasi dalam mencapai tujuan perlu perencanaan yang matang sesuai dengan tujuannya. Hal tersebut disesuaikan menurut bidang-bidang yang akan dicapai.
Albert Silalahi (1987: 167), menjelaskan bahwa tujuan perencanaan adalah sebagai berikut:
a.    Perencanaan adalah jalan atau cara untuk mengantifikasi dan merekam perubahan (a way to anticipate and offset change).
b.    Perencanaan memberikan pengarahan (direction) kepada administrator-administrator maupun non-administrator.
c.    Perencanaan juga dapat menhindari atau setidak-tidaknya memperkecil tumpang-tindih dan pemborosan (wasteful) pelaksanaan aktivitas-aktivitas.
d.    Perencanaan menetapkan tujuan-tujuan dan standar-standar yang akan digunakan untuk memudahkan pengawasan.
3.    Fungsi-fungsi perencanaan
Sejalan dengan apa yang dikemukakan di atas, maka perlu diketahui fungsi-fungsi dari planning itu sendiri, yaitu:
a.   Menentukan titik tolak dan tujuan usaha.
Tujuan adalah sesuatu yang ingin dicapai sehingga merupakan sasaran, sedangkan perencanaan adalah alat untuk mencapai sasaran tersebut. Setiap usaha yang baik harus memiliki titik tolak, landasan dan tujuannya. Misalnya seseorang ingin pergi dari Bandung ke Surabaya naik kereta api. Di sini Surabaya merupakan tujuan, sedangkan kereta api merupakan perencanaan atau alat mencapai sasaran tersebut.
b.   Memberikan pedoman, pegangan dan arah.
Suatu perusahaan harus mengadakan perencanaan apabila hendak mencapai suatu tujuan. Tanpa perencanaan, suatu perusahaan tidak akan memiliki pedoman, pegangan dan arahan dalam melaksanakan aktivitas kegiatannya. Misalnya seorang pilot terbang melintasi Samudera tanpa mengetahui apakah ia ingin menuju ke Inggris, Belanda atau Australia, maka ia akan berada di dalam ketidak-pastian.
c.    Mencegah pemborosan waktu, tenaga dan material.
Dalam menetapkan alternatif dalam perencanaan, kita harus mampu menilai apakah alternatif yang dikemukakan realistis atau tidak atau dengan kata lain, apakah masih dalam batas kemampuan kita serta dapat mencapai tujuan yang kita tetapkan. Misalnya suatu perusahaan menetapkan tujuan bahwa omzet penjualan untuk tahun yang akan datang dinaikkan sebanyak 10%. Untuk itu ditetapkan alternatif media promosi antara lain radio, majalah dan surat kabar. Karena keterbatasan dana yang dimiliki, pilihan jatuh pada surat kabar karena dianggap realitas dan paling ekonomis. Tetapi selain itu, perencanaan yang baik memerlukan pemikiran lebih lanjut tentang surat kabar apa, hari pertemuannya dan judul iklan.
d.   Memudahkan pengawasan.
Dengan adanya planning, kita dapat mengetahui penyelewengan yang terjadi karena planning merupakan pedoman dan patokan dalam melakukan suatu usaha. Agar dapat membuat perencanaan yang baik, maka manajer memerlukan data-data yang lengkap, dapat dipercaya serta aktual.
e.   Kemampuan evaluasi yang teratur.
Dengan adanya planning, kita dapat mengetahui apakah usaha yang kita lakukakn sudah sesuai dengan tujuan yang ingin kita capai. Sehingga tidak terjadi under planning dan over planning.
f.    Sebagai alat koordinasi.
Perencanaan dalam suatu perusahaan kadang-kadang begitu kompleks, karena untuk perencanaan tersebut meliputi berbagai bidang di mana tanpa koordinasi yang baik dapat menimbulkan benturan-benturan yang akibatnya dapat cukup parah. Dapat kita misalkan, perjalanan suatu kereta api yang dengan tanpa adanya koordinasi yang baik, kemungkinan akan terjadi tabrakan atau harus menunggu terlalu lama pada simpangan-simpangan.
4.    Latar belakang lahirnya perencanaan
Suatu perencanaan lahir  bukanlah secara kebetulan melainkan ada sebab berupa inisiatif atau prakarsa dari dalam dan luar organisasi. Sebagaimana asal lahirnya suatu perencanaan meliputi berbagai sumber, antara lain:
a.    Policy top management: puncak pimpinanlah yang mengeluarkan kebijakan diadakannya perencanaan karena memang merekalah sebagai pemegang policy.
b.    Hasil pengawasan: berdasarkan hasil pengawasan terkumpullah sejumlah data dan fakta yang dibuat dalam satu perencanaan baru yang memperbaiki atau merombak yang pernah dilaksanakan.
c.    Inisiatif dari dalam: planning juga dapat lahir akibat adanya saran-saran dari pihak luar yang mungkin secara langsung atau tidak langsung, yang mempunyai kepentingan dengan organisasi.
d.    Kebutuhan masa depan: suatu perencanaan dibuat sebagai persiapan masa depan ataupun menghadapi rintangan dan hambatan yang sewaktu-waktu bisa terjadi.

B.   Proses Penyusunan Perencanaan

Sebelum para manajer dapat mengorganisasi, memimpin, atau mengendalikan, terlebih dahulu mereka harus membuat rencana yang memberikan arah pada setiap kegiatan organisasi. Pada tahap perencanaan para manajer menentukan apa yang akan dikerjakan, kapan akan mengerjakan, bagaimana mengerjakannya, dan siapa yang akan mengerjakannya.
Kebutuhan akan perencanaan ada pada semua tingkatan manajemen dan semakin meningkat pada tingkatan manajemen yang lebih tinggi, dimana perencanaan itu mempunyai kemungkinan dampak yang paling besar pada keberhasilan organisasi. Pada tingkatan top manajer pada umumnya mencurahkan hampir semua waktu perencanaannya jauh ke masa depan dan pada strategi-strategi dari seluruh organisasi. Manajer pada tingkatan yang lebih rendah merencanakan terutama untuk subunit mereka sendiri dan untuk jangka waktu yang lebih pendek.
Terdapat pula beberapa variasi dalam tanggung jawab perencanaan yang tergantung pada ukuran dan tujuan organisasi dan pada fungsi atau kegiatan khusus manajer. Organisasi yang besar dan berskala internasional lebih menaruh perhatian pada perencanaan jangka panjang daripada perusahaan lokal. Akan tetapi pada umumnya organisasi perlu mempertimbangkan keseimbangan antara perencanaan jangka panjang maupun perencanaan jangka pendek. Karena itu penting bagi para manejer untuk mengerti peranan perencanaan jangka pendek dan jangka panjang dalam pola perencanaan secara keseluruhan.
Menurut T. Hani Handoko (1999) kegiatan perencanaan pada dasarnya melalui empat tahap sebagai berikut:
1.    Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan.
2.    Merumuskan keadaan saat ini
3.    Mengidentifikasikan segala kemudahan dan hambatan
4.    Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan
Perencanaan yang efektif dan baik memiliki langkah-langkah sebagai berikut:
1.    Menyadari adanya peluang. Artinya, kesadaran akan suatu kesempatan merupakan titik awal yang sebenarnya dari perencanaan. Hal itu meliputi suatu pandangan pendahuluan terhadap kemungkinan adanya peluang-peluang di hari depan dan kemampuan untuk melihatnya dengan jelas dan lengkap, suatu pengetahuan tentang dimana kita berdiri pada sudut kekuatan dan kelemahan kita, suatu pengertian tentang mengapa kita ingin memecahkan ketidakpastian, dan suatu visi tentang apa yang menurut harapan kita akan kita dapatkan.
2.    Menentukan tujuan. Artinya, tujuan-tujuan yang menentukan hasil-hasil yang diharapkan menggambarkan hal-hal akhir yang harus dilakukan, dimana penekanan penting harus ditempatkan, dan apa yang harus dicapai oleh jaringan strategi, kebijakan, prosedur, peraturan, anggaran dan program-program.
3.    Menentukan Premis. Artinya, Premis adalah asumi-asumi perencanaan. Dengan kata lain, lingkungan yang diharapkan dari rencana-rencana yang sedang dilaksanakan. Apabila premis perencanaan yang konsekuen makin dipahami oleh perencana, maka akan semakin terkoordinasilah perencanaan perusahaan itu.
4.    Menentukan arah tindakan alternatif. Artinya, langkah keempat di dalam perencanaan adalah mencari dan memeriksa arah-arah alternatif dalam tindakan, khususnya yang tidak nampak dengan segera.
5.    Mengevaluasi arah tindakan alternatif. Artinya, dalam langkah ini, tindakan dan kegiatan yang telah dilakukan perlu dilakukan evaluasi kekurangan dari tindakan alternative yang diambil dan dirasa menghambat atau menggangu jalannya kegiatan tujuannya agar tidak terjadi kesalahan para tahap-tahap selanjutnya dari kegiatan tersebut
6.    Memilih satu arah tindakan, artinya langkah yang terakhir dari perencanaan ini merupakan langkah yang paling menentukan untuk melanjutkan pada proses pelaksanaan.

C.   Jenis-Jenis perencanaan

Ada beberapa macam jenis perencanaan yang ditinjau dari beberpa segi, yaitu :
1.    Jenis perencanaan menurut prosesnya
a.    Policy Planning, suatu rencana yang memuat kebiajkan-kebijakan saja, tentang garis besar atau pokok dan bersifat umum. Mengenai apa dan bagaimana melaksanakan kebijakan itu tidak dirumuskan. Contohnya ada pada GBHN.
b.    Program Planning, merupakan perincian dan penjelasan dari pada policy planning. Dalam perencanaan ini biasanya memuat, hal-hal berikut:
1)    Ikhtisar tugas-tugas yang harus dikerjakan
2)    Sumber-sumber dan bahan-bahan yang dapat digunakan
3)    Biaya, personalia, situasi dan kondisi pekerjaan
4)    Prosedur kerja yang harus dipatuhi
5)    Struktur organisasi yang harus dipenuhi
c.    Operational Planning (perencanaan kerja), yakni suatu perencanaan yang memuat hal- hal yang bersifat teknis
 seperti  cara-cara pelaksanaan tugas agar berhasil mencapai tujuan yang lebih tinggi. Hal-hal yang sering kali dimuat  dalam perencanaan ini adalah: 
1)    Analisa daripada program perencanaan
2)    Penetapan prosedur kerja
3)    Metode-metode kerja
4)    Tenaga-tenaga pelaksana
5)    Waktu, dan sebagainya
2.    Jenis perencanaan menurut jangka waktunya
a.    Long Range Planning, yaitu perencanaan jangka panjang yang dalam pelaksanaannya membutuhkan waktu lebih dari tiga tahun
b.    Intermediate Planning, yaitu perencanaan jangka menengahyang waktu pelaksanaanya membutuhkan waktu antara 1 hingga tiga tahun
c.    Short Range Planning, yaitu perencanaan jangka pendek yang pelaksanaannya membutuhkan waktu kurang dari 1 tahun
3.    Jenis perencanaan menurut wilayah pelaksanaannya
a.    National Planning, yakni rencana yang diperuntukkan bagiseluruh  wilayah negara
b.    Regional Planning, yakni rencana untuk suatu daerah
c.    Local Planning, yakni rencana untuk suatu daerah yang sangatterbatas.
4.    Jenis perencanaan menurut penggunaannya
a.    Single Use Planning, yaitu suatu perencanaan hanya untuksekali pakai saja. Dalam artian jika rencana tersebut   telah tercapai, maka tidak akan digunakan lagi
b.    Repeats Planning, yaitu perencanaan yang dipakai secara berulang-ulang, walaupun sudah dilaksanakan berkali-kali
5.    Jenis perencanaan dilihat dari segi luasnya usaha kegiatan
a.    General Planning, suatu rencana yang dibuat secara garis besardan menyeluruh untuk kegiatan kerja sama yang lebih  luas. Misalnya rencana Kepala Bidang Kanwil untuk satu tahun pelajaran
b.    Special (Concentrated) Planning, suatu rencana mengenaikeegiatan khusus, misalnya perencanaan yang dilakukan oleh kepala sekolah untuk mengatasi kesulitan belajar dikelas IPA
6.    Jenis perencanaan menurut James Af Stoner dan R.Edwar Freeman, 1994
a.    Perencanan strategis, perencanaan yang dilakukan oleh para manajer puncak dan menengah untuk mencapai tujuan organisasi yang lebih luas.
b.    Perencanaan operasional , perencanaan yang memperlihatkan bagaimana perencanan strategis akan diimplementasikan dalam kegiatan sehari hari.

D.   Teori Perencanaan

Berikut teori perencanaan yaitu :
1.    Teori sinopatik
Teori menggunakan model berfikir system dalam perencanaan, sehingga objek perencanaan dipandang sebagai suatu kesatuan yang bulat, dengan satu tujuan yang disbebut visi. Langkah-langkah dalam perencanaan ini meliputi, identifikasi masalah, memprediksikan ruang lingkup masalah, mengklasifikasi kemungkinan penyelesaian, menginvestigasi problem, memprediksi alternative, mengevaluasi kemajuan atas penyelesaian spesifik.
2.    Teori incemental
Yang dimaksud dengan desentralisasi pada teori ini adalah si perencana dalam merencanakan objek tertentu dalam lembaga pendidikan, selalu mempertimbangkan faktor-faktor lingkungan. 
3.    Teori transactive
Teori ini menitikberatkan pada harkat individu yang menjunjung tinggi kepentingan pribadi dan bersifat desentralisasi, suatu desentralisasi yang transactive yaitu berkembang dari individu ke individu secara keseluruhan. Ini berarti penganutnya juga menekankan pengembangan individu dalam kemampuan mengadakan perencanaan.
4.    Teori advocacy
Teori ini menekankan hal-hal yang bersifat umum, perbedaan individu dan daerah diabaikan. Dasar perencanaan tidak bertitik tolak dari  pengamatan secara empiris, tetapi atas dasar argumentasi yang rasional, logis dan bernilai (advocacy mempertahankan dengan argumentasi). Kebaikan teori ini adalah untuk kepentingan umum secara nasional. Karena ia meningkatkan kerja sama secara nasional, toleransi, kemanusiaan, perlindungan terhadap minoritas, menekankan hak sama, dan meningkatkan kesejahteraan umum. Perencanaan yang memakai teori ini tepat dilaksanakan oleh pemerintah atau badan pusat.
5.    Teori radikal
Teori ini menekankan pentingnya kebebasan lembaga atau organisasi lokal untuk melakukan perencanaan sendiri, dengan maksud agar dapat dengan cepat mengubah keadaan lembaga supaya tepat dengan kebutuhan. Perencanaan ini bersifat desentralisasi dengan partisipasi maksimum dari individu dan minimum dari pemerintah pusat / manajer tertinggilah yang dapat dipandang perencanaan yang benar. Partisipasi disini juga mengacu kepada pentingnya kerja sama antar personalia. Dengan kata lain teori radikal menginginkan agar lembaga pendidikan dapat mandiri menangani lembaganya. Begitu pula pendidikan daerah dapat mandiri menangani pendidikannya.
6.    Teori SITAR
Merupakan gabungan kelima teori diatas sehingga disebut juga complementary planning process. Teori ini menggabungkan kelebihan dari teori diatas sehingga lebih lengkap. Karena teori ini memperhatikan situasi dan kondisi masyarakat atau lembaga tempat perencanaan itu akan diaplikasikan, maka teori ini menjadi SITARS yaitu S terakhir adalah menunjuk huruf awal dari teori situational. Berarti teori baru ini di samping mengombinasikan teori-teori yang sudah ada penggabungan itu sendiri ada dasarnya ialah menyesuaikan dengan situasi dan kondisi lembaga pendidikan dan masyarakat. Jadi dapat kita simpulkan bahwa teori-teori diatas mempunyai persamaan dan pebedaannya persamaannya:
1.     Mempunyai tujuan yang sama yaitu pemecahan masalah
2.     Mempunyai obyek perencanaan yang sama yaitu manusia dan lingkungan sekitarnya.
3.     Mempunyai beberapa persyaratan data, keahlian, metode, dan mempunyai konsistensi internal walaupun dalam penggunaannya terdapat perbedaan penitikberatan.
4.     Mempertimbangkan dan menggunakan sumberdaya yang ada dalam pencapaian tujuan
Sedangkan perbedaannya adalah :
1.     Perencanaan sinoptik lebih mempunyai pendekatan komprehensif dalam pemecahan masalah dibandingkan perencanaan yang lain, dengan lebih mengedepankan aspek-aspek metodologi, data dan sangat memuja angka atau dapat dikatakan komprehensif rasional. Hal ini yang sangat minim digunakan dalam 4 pendekatan perencanaan yang lain.
2.     Perencanaan incremental lebih mempertimbangkan peran lembaga pemerintah dan sangat bertentangan dengan perencanaan advokasi yang cenderung anti kemapanan dan perencanaan radikal yang juga cenderung revolusioner.
3.     Perencanaan transactive mengedepankan faktor – faktor perseorangan atau individu melalui proses tatap muka dalamsalah satu metode yang digunakan, perencanaan ini kurang komprehensif dan sangat parsial dan kurang sejalan dengan perencanaan Sinoptik dan Incremental yang lebih komprehensif.
4.     Perencanaan advocacy cenderung menggunakan pendekatan hukum dan obyek yang mereka ambil dalam perencanaan adalah golongan yang lemah. Perencanaan ini bersifat sosialis dengan lebih mengedepankan konsep kesamaan dan hal keadilan social
5.        Perencanaan Radikal seakan-akan tanpa metode dalam memecahkan masalah dan muncul dengan tiba-tiba (spontan) dan hal ini sangat kontradiktif dengan pendekatan incremental dan sinoptik yang memepertimbangkan aturan-aturan yang ada baik akademis/metodologis dan lembaga pemerintahan yang ada.

E.    Efektifitas Perencanaan

Perencanaan yang baik dan efektif akan berjalan baik dan baik atau tidaknya menurut George R Terry dapat diketahui melalui pertanyaan-pertanyaan dasar mengenai perencanaan, yaitu 5W+1H :
1.    What (apa), Membicarakan masalah tentang apa yang menjadi tujuan sebuah perencanaan dan hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan perencanaan tersebut.
2.    Why (mengapa), Membicarakan masalah mengapa tujuan tersebut harus dicapai dengan mengapa beragam kegiatan dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut
3.    Where (dimana), Membicarakan masalah dimana program dalam perencanaan tersebut dilaksanakan
4.    When (kapan), Membicarakan masalah kapan kegiatan tersebut akan dilaksanakan dan diakhiri.
5.    Who (siapa), Membicarakan masalah siapa yang akan melaksanakan program tersebut.
6.    HOW (bagaimana). Membicarakan masalah bagaimana cara melaksanakan program yang direncanakan tersebut.
Dengan melakukan kategori di atas, maka seorang manager akan mudah dalam melaksanakan program atau kegiatan yang direncanakannya. Hal ini dikarenakan, metode yang dilakukannya terpola secara baik dan berkesinambungan yang melibatkan berbagai macam objek penunjang pelaksanaan program atau kegiatan.
Dilain hal, sebeuh perencanaan yang baik dan efektif haruslah memiliki criteria-kriteria sebagai berikut :
1.    Logis dan Rasional. Artinya, apa yang dirumuskan dapat diterima oleh akal, dan oleh sebab itu maka perencanaan tersebut bisa dijalankan.
2.    Komprehensif. Perencanaan yang baik juga harus memenuhi syarat komprehensif. Artinya menyeluruh dan mengakomodasi aspek-aspek yang terkait langsung terhadap perusahaan. Perencanaan yang  tidak hanya terkait dengan bagian yang harus kita jalankan, tetai juga dengan mempertimbangkan koordinasi dan integrasi dengan bagian lain di perusahaan.
3.    Fleksibel. Artinya, perencanaan yang baik diharapkan dapat beradaptasi dengan perubahan dimasa yang akan datang, tapi bukan berarti perencanaan itu dapat diubah seenaknya.
4.    Komitmen. Perencanaan yang baik harus merupakan dan melahirkan komitmen terhadap seluruh anggota organisasi untuk bersama-sama berupaya mewujudkan tujuan organisasi. Komitmen dapat dibangun dalam sebuah perusahaan jika seluruh anggota di perusahaan beranggapan bahwa perencanaan yang dirumuskan telah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi.
5.    Realistis, perencanaan yang baik perlu memenuhi persyaratan realistis. Artinya, apa yang dirumuskan oleh perusahaan sesuai dengan fakta dan wajar untuk dicapai dalam kondisi tertentu yang dihadapi perusahaan.

F.    Model Perencanaan Rasional

Menurut Siswanto (2012:56), Perencanaan rasional memiliki beberapa model, antara lain PERT dan CPM, Model pemrograman Linear (Linear Programming Model), Model Biaya manfaat (cost-benefit model), ModelMasukan-keluaran(Input-output model), serta Model simulasi Dinamik (Dynamic simulation model). Penjelasan mengenai ini di lakukan pada bagian berikut.
1.    Model PERT dan CPM
a.    PERT
PERT adalah akronim dari Program Evaluation and Review Techniques atau Tehnik Evaluasi dan Peninjauan Program yaitu suatu metode perencanaan yang belum pernah di lakukan sebelumnya dan tidak akan dilaksanakan kembali dengan cara yang sama pada waktu yang akan datamg. PERT pertama kali dikembangkan oleh Angkatan Laut Amerika Serikat dalam kerja sama dengan Bool, Allen, dan Hamilton, suatu perusahaan konsultan manajemen. Munculnya teknik ini dimaksudkan untuk mengurai adanya penundaan, gangguan, dan konflik produksi, koordinasi, dan sinkronisasi dari beberapa bagian dari keseluruhan pekerjaan. Juga merupakan suatu metode untuk menentukan jadwal dan anggara dari sumber sehingga suatu pekerjaan yang telah ditetapkan dapat diselesaikan secara efesien dan efektif.
PERT yang merupakan salah satu teknik manajemen tidak dapat sepenuhnya memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh para manajer. Akan tetapi, PERT membantu seorang manajer untuk menyadari permasalahan yang dihadapinya, pemecahan yang bersifat realistis, serta kekuatan dan kelemahannya menilai seluruh faktor dan pertimbangannya yang berhubungan dengan keputusan yang telah diambil.
b.    CPM
CPM yaitu akronim Critical Path Method atau Metode Jalur Kritis (MJK) adalah suatu teknik perencanaan dan pengendalian yang digunakan dalam proyek yang memiliki data biaya dari masa lampau. Metode jalur kritis memungkinkan seorang manajer menyelesaikan pekerjaan dalam waktu sesingkat mungkin dengan kerja lembur seminimal mungkin, tambahan tenaga kerja ataupun kerja lembur seminimum mungkin, tambahan tenaga kerja ataupun tambahan peralatan, serta tidak terkena sanksi apa-apa apabila penyelesaian pekerjaan tersebut terlambat.
2.    Model Biaya Manfaat (cost-Benefit Model)
Model biaya manfaat merupakan metode matematis yang menunjukkan serta mengukur manfaat dan biaya ekonomis suatu proyek atau program. Manfaat proyek adalah nilai tambah hasil barang dan jasa, termasuk jasa lingkungan, yang memungkinkan karena adanya proyek, dan biaya proyek adalah nilai tambah sumber daya riil yang dimanfaatkan proyek.
Menurut Pearce (1978) model biaya manfaat didasarkan pada nilai yang diukur dengan harga yang diinginkan masyarakat. Harga tersebut biasanya berbentuk harga tersirat atau harga bayangan. Harga tersirat diperoleh dengan menyesuaikan, dimana diperlukan, harga pasar senyatanya dan mendapatkanya dari nilai ekonomi yang serasi dimana tidak ada pasar. Sedangkan harga bayangan biasanya digunakan di dalam ekonomi negara berdasarkan perencanaan terpusatkan dan negara yang sedang berkembang untuk membantu putusan alokasi sumber daya alam.
Teknik penilaian biaya dan manfaat biasanya dilakukan melalui penilaian terhadap manfaat dan biaya perbaikan kualitas lingkungan. Teknik penilaian manfaat didasarkan pada penggunaan harga pasar senyatanya. Teknik ini dibagi dalam tiga kategori besar, yaitu:
a.    Langsung didasarkan pada nilai pasar atau produktivitas;
b.    Menggunakan nilai pasar barang pengganti atau pelengkap/komplementer;
c.    Pendekatan yang menggunakan teknik survei.
Selanjutnya, teknik penilaian kualiitas lingkungan dari segi biaya dapat dibedakan dalam beberapa pendekatan, antara lain:
a.    Metode pengeluaran pencegahan
Pendekatan terhadap penilaian ini pula dengan nama metode Pengeluaran Bertahan atau Fasilitas Pelindung Diri.
b.    Pendekatan biaya ganti
Biaya mengganti aktiva produktif yang rusak karena kualitas lingkungan yang menurun atau karena praktik pengelolaan di tempat proyek yang tidak sesuai; dapat menjadi dasar penaksiran minimum manfaat yang diperkirakan dari program untuk melindungi atau memperbaiki kualitas lingkungan.
c.    Pendekatan proyek bayangan
Pendekatan ini merupakan bagian khusus teknik biaya penggantian. Apabila pelayanan sulit untuk dinilai dan dapat hilang karena ususlan pembangunan,suatu peringkat alternative sering ditunjang dengan penentuan biaya ekonomi proyek pelengkap yang dapat berupa penggantian jasa lingkungan tersebut.
d.    Analisis keefektifan biaya
Tujuan kualitas lingkungan seperti sifat keindahan, fungsi ekosistem, konsentrasi di lingkungan sekitar dari zat pencemar, atau tingkat kesehatan masyarakat telah ditentukan, serta penyelesaian secara ekonomis efisien diperoleh dengan meminimumkan biaya pencapaian tersebut.
3.    Model Masukan-Keluaran ( Input-Output Model)
Menurut Hufscmidt, dkk. (1983); Dixon dan Hufscmidt (1986) model ini didasarkan pada kenyataannya bahwa dalam sistem ekonomi modern, kegiatan produksi sangat berhubungan satu dengan yang lain. Sistem informasional masukan-keluaran dapat membantu para pengambil keputusan dalam beberapa cara berikut:
Pertama, oleh karena model masukan-keluaran diperoleh dari sistem data yang komprehensif pada tahun dasar tertentu, pada penciptaan model menuntut para penganalisis untuk mendapatkan catatan historis yang tepat dan suatu susunan yang konsisten tentang perkiraan mahzab ekonomi. Hal ini akan mengarah pada, pemantauan, perkiraan, dan pengumpulan data yang sistematis dan memberikan desain dasar memperoleh hasil.
Kedua, segera setelah model diciptakan maka model tersebut dapat dipakai untuk mensimulasikan skenario pembangunan ekonomi yang berbeda. Untuk membangun skenario seperti itu, serangkaian permintaan akhir yang bersifat eksogen diasumsikan untuk waktu yang akan datang. Seperti periode waktu, dengan rangkaian permintaan akhir yang diasumsikan memiliki hubungan dengan serangkaian stimulan dan serangkaian penyelesaian variabel ekonomi dan kualitas lingkungan.
Ketiga, dengan mengubah pola permintaan akhir dan hubungan struktural dalam model, berbagai pilihan yang berbeda bagi kasus pembangunan ekonomi, buangan sisa, dan kualitas lingkungan sekitar dapat diciptakan, membantu para pengambil keputusan dalam memilih apa yang mereka pandang sebagai rencana pembangunan yang terbaik. Model masukan-keluaran secara ringkas dapat digambarkan sebagai berikut.
4.    Model Program Linear (Linear Programming Model)
Program linear merupakan teknik analisis kuantitatif yang mengandalkan model mate-matika atau model simbolik sebagai wadahnya. Tahap program linear dalam pengambilan keputusan mengenai perbaikan kualitas lingkungan meliputi langkah-langkah:
a.    Identifikasi persoalan;
b.    Perumusan dan penyusunan model;
c.    Analisis model;
d.    Pengesahan model; serta
e.    Implementasi model dan hasil analisisnya.
f.      Model Simulasi Dinamik (Dynamic Simulation Model)
Model simulasi dinamik merupakan himpunan persamaan yang menggambarkan sistem lingkungan ekonomi. Persamaan tersebut disusun dengan menggunakan computer elektronik. Perilaku sistem disimulasikan secara arbitrer dengan mengubah parameter model dan hasilnya dicatat.


BAB III

PENUTUP


A.    Kesimpulan

Perencanaan merupakan tahapan paling penting dari suatu fungsi manajemen, terutama dalam menghadapi lingkungan eksternal yang berubah dinamis. Dalam era globalisasi ini, perencanaan harus lebih mengandalkan prosedur yang rasional dan sistematis, bukan hanya dengan firasat (dugaan).
Dalam perencanaan terdiri dari macam-macam perencanaan, yaitu perencanaan organisasi dan perencanaan kontijensi. Perencanaan organisasi terbagi menjadi 3 yaitu perencanaan strategis, taktis dan operasional. Adapun kerangka waktu dalam perencanaan organisasi yaitu sebagai berikut : rencana jangka panjang, jangkah menengah, dan jangka pendek.
Suatu perencanaan juga terdapat berbagai hambatan dalam penetapan tujuan. Hambatan tersebut antara lain tujuan yang tidak tepat, sistem penghargaan yang tidak tepat, penolakan terhadap perubahan dan keterbatasan.
Perencanaan sangat dikaitkan dengan pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan tidaklah mudah dibutuhkan berbagai alasan-alasan yang bisa menentukan keputusan tersebut. Dalam merencanakan suatu keputusan semua harus berorientasi kearah yang bisa menguntungkan satu sama lain dan harus melihat kekurangan-kekurangan yang akan putuskan.

B.   Saran

Sebaiknya dalam mengambil keputusan dan tindakan dalam berbagai bentuk organisasi menggunakan proses dasar manajemen berupa perencanaan. Tapi dalam sebuah prencanaan perlu memperhatikan sifat rencana yang baik untuk mencapai hasil yang diinginkan


DAFTAR PUSTAKA



Agnes, Y. (2014). http://semuatugass.blogspot.co.id/2014/02/makalah-pengantar
-manajemen-perencanaan.html. Dipetik 23 Maret, 2016, dari Blogger
Dewi, A. D. (2011). http://annisadevyanadewi.weebly.com/materi-klp-1/-penganta
r-manajemen-perencanaan-strategis-pemecahan-masalah-dan-pengamb
ilan-keputusan. Dipetik 24 Maret, 2016
Manua, O. L. (2012). http://studimanajemen.blogspot.co.id/2012/10/teori-peren
canaan.html. Dipetik 24 Maret, 2016, dari Blogger
Meriana, F. A. (2014). https://fitridtrind.wordpress.com/2014/04/19/makalah-perencanaan-pengantar-manajemen/. Dipetik 23 Maret, 2016, dari Wordress
Nanda, Y. (2012). https://yogarananda.wordpress.com/2012/11/23/konsep-dasar-perencanaan/. Dipetik 24 Maret, 2016, dari Wordress
Rahmadani. (t.thn.). http://rahmadaniirma.over-blog.com/2014/12/perencanaan-dasar-manajemen-umum.html. Dipetik 24 Maret, 2016, dari 2014: Over Blog
Wikipedia. (2016). https://id.wikipedia.org/wiki/Perencanaan. Dipetik 23 Maret, 2016, dari Wikipedia
Zallam, D. Z. (2013). http://dedetzelth.blogspot.co.id/2013/02/pengertian-tujuan-dan-fungsi-perencanaan.html . Dipetik 23 Maret, 2016, dari Blogger


Tidak ada komentar:

Posting Komentar