Makalah :
PENGANTAR
MANAJEMEN
“PERENCANAAN”
DISUSUN OLEH
“KELOMPOK 2”
NAMA : A. RADHA RANDANI
NIM :
1215 210 041
NAMA :
SURIYADI
NIM :
215 210 007
NAMA :
MALHUDDIN
NIM :
215 210 014
PROGRAM
STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS
EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PAREPARE
2016
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan hinayah-Nya
terutama nikmat sehat dan kesempatan sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas
makalah mata kuliah Pengantar Manajemen tentang Perencanaan ini, sholawat serta salam semoga tercurah kepada
junjungan kita Nabi besar Baginda Muhammad Saw yang telah menjadikan suri
tauladan bagi umat diseluruh alam.
Makalah
ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Manajemen di program
studi Ekonomi Pembangunan pada Universitas Muhammadiyah Parepare. Selanjutnya
penulis mengucapkan terimah kasih yang sebanyak-banyaknya kepada dosen
sekaligus pembimbing mata kuliah Pengantar Manajemen.
Akhirnya
penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini,
untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk pembuatan
makalah yang akan datang.
Parepare, Maret 2016
Penulis.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap organisasi perlu
melakukan suatu perencanaan dalam setiap kegiatan organisasinya, baik
perencanaan produksi, perencanaan rekrutmen karyawan baru, program penjualan
produk baru, maupun perencanaan anggarannya. Perencanaan (planning) merupakan
proses dasar bagi organisasi untuk memilih sasaran dan menetapkan bagaimana
cara mencapainya. Oleh karena itu, perusahaan harus menetapkan tujuan dan
sasaran yang hendak dicapai sebelum melakukan proses-proses perencanaan.
Perencanaan diperlukan
dan terjadi dalam berbagai bentuk organisasi, sebab perencanaan ini merupakan
proses dasar manajemen di dalam mengambil suatu keputusan dan tindakan.
Perencanaan diperlukan dalam jenis kegiatan baik itu kegiatan organisasi,
perusahaan maupun kegiatan di masyarakat, dan perencanaan ada dalam setiap
fungsi-fungsi manajemen, karena fungsi-fungsi tersebut hanya dapat melaksanakan
keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dalam perencanaan.
Perencanaan merupakan
tahapan paling penting dari suatu fungsi manajemen, terutama dalam menghadapi
lingkungan eksternal yang berubah dinamis. Dalam era globalisasi
ini, perencanaan harus lebih mengandalkan prosedur yang rasional dan sistematis
dan bukan hanya dengan firasat (dugaan).
Pokok pembahasan pada makalah ini berfokus pada
elemen-elemen tertentu dari proses perencanaan dan proses yang sangat
berhubungan dengan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Kemudian
memperkenalkan konsep perencanaan dan menyajikan sejumlah pendekatan untuk
mengefektifkan perencanaan dari berbagai jenis.
Dalam manajemen, perencanaan adalah proses
mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu,
dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan
proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan
fungsi-fungsi lain seperti pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan tidak
akan dapat berjalan
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
pada latar belakang diatas maka penulis meruskan masalah sebagai berikut :
1.
Bagaimana
konsep sidasar perencanaan ?
2.
Bagaimana
proses penyusunan perencanaan ?
3.
Apa
saja jenis-jenis perencanaan ?
4.
Bagaimana
teori perencanaan itu ?
5.
Bagaimana
efektifitas perencanaan ?
6.
Bagaimana
model perencanaan rasional ?
C. Tujuan Pembahasan
Tujuan penulisan makalah ini secara
umum adalah untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Pengantar Manajemen, namun
tujuan penulisan makalah ini secara khusus adalah sebagai berikut:
1.
Konsep
sidasar perencanaan.
2.
Proses
penyusunan perencanaan.
3.
Jenis-jenis
perencanaan.
4.
Teoro
perencanaan.
5.
Efektifitas
perencanaan.
6.
Model
perencanaan rasional.
D. Manfaat Pembahasan
Makalah ini disusun agar dapat
memberikan manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis,
makalah ini berguna sebagai pengembangan ilmu, sesuai dengan masalah yang
dibahas dalam makalah ini. Secara praktis, makalah ini diharapkan bermanfaat
bagi :
1. Penulis, seluruh kegiatan penyusunan dan hasil dari
penyusunan makalah ini diharapkan dapat menambah pengalaman, wawasan dan ilmu
dari masalah yang dibahas dalam makalah ini, dan
2. Pembaca, makalah ini diharapkan dapat dijadikan
sebagai sumber tambahan dan sumber informasi dalam menambah wawasan pembaca.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Sidasar Perencanaan
1.
Pengertian
perencanaan
Dalam
manajemen, perencanaan adalah proses
mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu,
dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan
proses terpenting dari semua fungsi
manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain pengorganisasian,
pengarahan, dan pengontrolan tidak akan dapat berjalan.
Rencana
dapat berupa rencana informal atau rencana formal. Rencana informal adalah
rencana yang tidak tertulis dan bukan merupakan tujuan bersama anggota suatu
organisasi. Sedangkan rencana formal adalah rencana tertulis yang harus
dilaksanakan suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu. Rencana formal
merupakan rencana bersama anggota korporasi, artinya, setiap anggota harus
mengetahui dan menjalankan rencana itu. Rencana formal dibuat untuk mengurangi
ambiguitas dan menciptakan kesepahaman tentang apa yang harus dilakukan.
Untuk mengetahui dan memahami hakekat perencanaan, maka kita perlu
mengetahui pengertian atau definisinya, di antaranya :
a. George R. Terry: Perencanaan adalah pemulihan
fakta-fakta dan usaha menghubung-hubungkan antara fakta yang satu dengan yang
lain, kemudian membuat perkiraan dan peramalan tentang keadaan dan perumusan
tindakan untuk masa yang akan datang yang sekiranya diperlukan untuk
menghendaki hasil yang dikehendaki.
b. Harold Koontz dan O’Donnell: Perencanaan adalah tugas
seorang manajer untuk menentukan pilihan dari berbagai alternatif,
kebijaksanaan, prosedur dan program.
c. W. H. Newman: Perencanaan adalah suatu penngambilan
keputusan pendahuluan mengenai apa yang harus dikerjakan dan merupakan
langkah-langkah sebelum kegiatan dilaksanakan.
d. Dr. SP. Siagian MPA.: Perencanaan dapat didefinisikan
sebagai keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang dari hal-hal
yang akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam rangka pencapaian tujuan
yang telah ditentukan.
Dari penjelasan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa perencanaan
merupakan kegiatan menetapkan, merumuskan tujuan dan mengatur pendaya-gunaan
manusia, material, metode dan waktu secara efektif dalam rangkan pencapaian
tujuan.
Widjojo dalam Lembaga Administrasi
Negara (1985: 31), menjelaskan sebagai berikut Perencanaan pada asasnya
berkisar pada dua hal :
a. Penentuan pilihan secara sadar mengenai tujuan-tujuan
konkret yang hendak dicapai dalam jangka waktu tertentu atas dasar nilai-nilai
yang dimiliki masyarakat yang bersangkutan.
b. Pilihan di antara cara-cara alternatif yang efesien
serta rasional guna mencapai tujuan-tujuan tersebut, baik untuk penentuan
tujuan yang meliputi jangka waktu tertentu maupun bagi pemilihan cara-cara
tersebut diperlukan ukuran-ukuran atau kriteria-kriteria tertentu yang terlebih
dahulu harus dipilih pula.
2.
Tujuan
perencanaan
Setiap kegiatan organisasi dalam mencapai
tujuan perlu perencanaan yang matang sesuai dengan tujuannya. Hal tersebut
disesuaikan menurut bidang-bidang yang akan dicapai.
Albert Silalahi (1987: 167),
menjelaskan bahwa tujuan perencanaan adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan adalah jalan atau cara untuk
mengantifikasi dan merekam perubahan (a way to anticipate and offset change).
b. Perencanaan memberikan pengarahan (direction)
kepada administrator-administrator maupun non-administrator.
c. Perencanaan juga dapat menhindari atau setidak-tidaknya
memperkecil tumpang-tindih dan pemborosan (wasteful) pelaksanaan
aktivitas-aktivitas.
d. Perencanaan menetapkan tujuan-tujuan dan
standar-standar yang akan digunakan untuk memudahkan pengawasan.
3.
Fungsi-fungsi
perencanaan
Sejalan dengan apa yang dikemukakan
di atas, maka perlu diketahui fungsi-fungsi dari planning itu sendiri,
yaitu:
a. Menentukan titik tolak dan tujuan usaha.
Tujuan adalah sesuatu yang ingin dicapai sehingga
merupakan sasaran, sedangkan perencanaan adalah alat untuk mencapai sasaran
tersebut. Setiap usaha yang baik harus memiliki titik tolak, landasan dan
tujuannya. Misalnya seseorang ingin pergi dari Bandung ke Surabaya naik kereta
api. Di sini Surabaya merupakan tujuan, sedangkan kereta api merupakan perencanaan
atau alat mencapai sasaran tersebut.
b. Memberikan pedoman, pegangan dan arah.
Suatu perusahaan harus mengadakan perencanaan apabila
hendak mencapai suatu tujuan. Tanpa perencanaan, suatu perusahaan tidak akan
memiliki pedoman, pegangan dan arahan dalam melaksanakan aktivitas kegiatannya.
Misalnya seorang pilot terbang melintasi Samudera tanpa mengetahui apakah ia
ingin menuju ke Inggris, Belanda atau Australia, maka ia akan berada di dalam
ketidak-pastian.
c. Mencegah pemborosan waktu, tenaga dan material.
Dalam menetapkan alternatif dalam perencanaan, kita
harus mampu menilai apakah alternatif yang dikemukakan realistis atau tidak
atau dengan kata lain, apakah masih dalam batas kemampuan kita serta dapat
mencapai tujuan yang kita tetapkan. Misalnya suatu perusahaan menetapkan tujuan
bahwa omzet penjualan untuk tahun yang akan datang dinaikkan sebanyak 10%.
Untuk itu ditetapkan alternatif media promosi antara lain radio, majalah dan
surat kabar. Karena keterbatasan dana yang dimiliki, pilihan jatuh pada surat
kabar karena dianggap realitas dan paling ekonomis. Tetapi selain itu,
perencanaan yang baik memerlukan pemikiran lebih lanjut tentang surat kabar
apa, hari pertemuannya dan judul iklan.
d. Memudahkan pengawasan.
Dengan adanya planning, kita dapat mengetahui
penyelewengan yang terjadi karena planning merupakan pedoman dan patokan
dalam melakukan suatu usaha. Agar dapat membuat perencanaan yang baik, maka
manajer memerlukan data-data yang lengkap, dapat dipercaya serta aktual.
e. Kemampuan evaluasi yang teratur.
Dengan adanya planning, kita dapat mengetahui
apakah usaha yang kita lakukakn sudah sesuai dengan tujuan yang ingin kita
capai. Sehingga tidak terjadi under planning dan over planning.
f. Sebagai alat koordinasi.
Perencanaan dalam suatu perusahaan kadang-kadang
begitu kompleks, karena untuk perencanaan tersebut meliputi berbagai bidang di
mana tanpa koordinasi yang baik dapat menimbulkan benturan-benturan yang
akibatnya dapat cukup parah. Dapat kita misalkan, perjalanan suatu kereta api
yang dengan tanpa adanya koordinasi yang baik, kemungkinan akan terjadi
tabrakan atau harus menunggu terlalu lama pada simpangan-simpangan.
4.
Latar belakang lahirnya perencanaan
Suatu perencanaan lahir
bukanlah secara kebetulan melainkan ada sebab berupa inisiatif atau prakarsa
dari dalam dan luar organisasi. Sebagaimana asal lahirnya suatu perencanaan
meliputi berbagai sumber, antara lain:
a. Policy top management: puncak pimpinanlah yang mengeluarkan kebijakan
diadakannya perencanaan karena memang merekalah sebagai pemegang policy.
b. Hasil pengawasan: berdasarkan hasil pengawasan
terkumpullah sejumlah data dan fakta yang dibuat dalam satu perencanaan baru
yang memperbaiki atau merombak yang pernah dilaksanakan.
c. Inisiatif dari dalam: planning juga dapat lahir
akibat adanya saran-saran dari pihak luar yang mungkin secara langsung atau
tidak langsung, yang mempunyai kepentingan dengan organisasi.
d. Kebutuhan masa depan: suatu perencanaan dibuat sebagai
persiapan masa depan ataupun menghadapi rintangan dan hambatan yang
sewaktu-waktu bisa terjadi.
B. Proses Penyusunan Perencanaan
Sebelum para
manajer dapat mengorganisasi, memimpin, atau mengendalikan, terlebih dahulu
mereka harus membuat rencana yang memberikan arah pada setiap kegiatan
organisasi. Pada tahap perencanaan para manajer menentukan apa yang akan
dikerjakan, kapan akan mengerjakan, bagaimana mengerjakannya, dan siapa yang
akan mengerjakannya.
Kebutuhan akan
perencanaan ada pada semua tingkatan manajemen dan semakin meningkat pada
tingkatan manajemen yang lebih tinggi, dimana perencanaan itu mempunyai
kemungkinan dampak yang paling besar pada keberhasilan organisasi. Pada
tingkatan top manajer pada umumnya mencurahkan hampir semua waktu
perencanaannya jauh ke masa depan dan pada strategi-strategi dari seluruh
organisasi. Manajer pada tingkatan yang lebih rendah merencanakan terutama
untuk subunit mereka sendiri dan untuk jangka waktu yang lebih pendek.
Terdapat pula
beberapa variasi dalam tanggung jawab perencanaan yang tergantung pada ukuran
dan tujuan organisasi dan pada fungsi atau kegiatan khusus manajer. Organisasi
yang besar dan berskala internasional lebih menaruh perhatian pada perencanaan
jangka panjang daripada perusahaan lokal. Akan tetapi pada umumnya organisasi
perlu mempertimbangkan keseimbangan antara perencanaan jangka panjang maupun
perencanaan jangka pendek. Karena itu penting bagi para manejer untuk mengerti
peranan perencanaan jangka pendek dan jangka panjang dalam pola perencanaan
secara keseluruhan.
Menurut T.
Hani Handoko (1999) kegiatan perencanaan pada dasarnya melalui empat tahap
sebagai berikut:
1.
Menetapkan
tujuan atau serangkaian tujuan.
2.
Merumuskan
keadaan saat ini
3.
Mengidentifikasikan
segala kemudahan dan hambatan
4.
Mengembangkan
rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan
Perencanaan yang efektif dan baik
memiliki langkah-langkah sebagai berikut:
1.
Menyadari
adanya peluang. Artinya, kesadaran akan suatu kesempatan merupakan titik awal
yang sebenarnya dari perencanaan. Hal itu meliputi suatu pandangan pendahuluan
terhadap kemungkinan adanya peluang-peluang di hari depan dan kemampuan untuk
melihatnya dengan jelas dan lengkap, suatu pengetahuan tentang dimana kita
berdiri pada sudut kekuatan dan kelemahan kita, suatu pengertian tentang
mengapa kita ingin memecahkan ketidakpastian, dan suatu visi tentang apa yang
menurut harapan kita akan kita dapatkan.
2.
Menentukan
tujuan. Artinya, tujuan-tujuan yang menentukan hasil-hasil yang diharapkan
menggambarkan hal-hal akhir yang harus dilakukan, dimana penekanan penting
harus ditempatkan, dan apa yang harus dicapai oleh jaringan strategi,
kebijakan, prosedur, peraturan, anggaran dan program-program.
3.
Menentukan
Premis. Artinya, Premis adalah asumi-asumi perencanaan. Dengan kata lain,
lingkungan yang diharapkan dari rencana-rencana yang sedang dilaksanakan.
Apabila premis perencanaan yang konsekuen makin dipahami oleh perencana, maka
akan semakin terkoordinasilah perencanaan perusahaan itu.
4.
Menentukan
arah tindakan alternatif. Artinya, langkah keempat di dalam perencanaan adalah
mencari dan memeriksa arah-arah alternatif dalam tindakan, khususnya yang tidak
nampak dengan segera.
5.
Mengevaluasi
arah tindakan alternatif. Artinya, dalam langkah ini, tindakan dan kegiatan
yang telah dilakukan perlu dilakukan evaluasi kekurangan dari tindakan
alternative yang diambil dan dirasa menghambat atau menggangu jalannya kegiatan
tujuannya agar tidak terjadi kesalahan para tahap-tahap selanjutnya dari
kegiatan tersebut
6.
Memilih
satu arah tindakan, artinya langkah yang terakhir dari perencanaan ini
merupakan langkah yang paling menentukan untuk melanjutkan pada proses
pelaksanaan.
C. Jenis-Jenis perencanaan
Ada beberapa
macam jenis perencanaan yang ditinjau dari beberpa segi, yaitu :
1.
Jenis
perencanaan menurut prosesnya
a.
Policy
Planning, suatu rencana yang memuat kebiajkan-kebijakan saja, tentang
garis besar atau pokok dan bersifat umum. Mengenai apa dan bagaimana
melaksanakan kebijakan itu tidak dirumuskan. Contohnya ada pada GBHN.
b.
Program
Planning, merupakan perincian dan penjelasan dari pada policy planning.
Dalam perencanaan ini biasanya memuat, hal-hal berikut:
1)
Ikhtisar
tugas-tugas yang harus dikerjakan
2)
Sumber-sumber
dan bahan-bahan yang dapat digunakan
3)
Biaya,
personalia, situasi dan kondisi pekerjaan
4)
Prosedur
kerja yang harus dipatuhi
5)
Struktur
organisasi yang harus dipenuhi
c.
Operational
Planning (perencanaan kerja), yakni suatu perencanaan yang memuat hal- hal yang
bersifat teknis
seperti cara-cara pelaksanaan tugas agar berhasil mencapai tujuan yang lebih tinggi. Hal-hal yang sering kali dimuat dalam perencanaan ini adalah:
seperti cara-cara pelaksanaan tugas agar berhasil mencapai tujuan yang lebih tinggi. Hal-hal yang sering kali dimuat dalam perencanaan ini adalah:
1)
Analisa
daripada program perencanaan
2)
Penetapan
prosedur kerja
3)
Metode-metode
kerja
4)
Tenaga-tenaga
pelaksana
5)
Waktu,
dan sebagainya
2.
Jenis
perencanaan menurut jangka waktunya
a.
Long
Range Planning, yaitu perencanaan jangka panjang yang dalam pelaksanaannya
membutuhkan waktu lebih dari tiga tahun
b.
Intermediate
Planning, yaitu perencanaan jangka menengahyang waktu pelaksanaanya membutuhkan
waktu antara 1 hingga tiga tahun
c.
Short
Range Planning, yaitu perencanaan jangka pendek yang pelaksanaannya
membutuhkan waktu kurang dari 1 tahun
3.
Jenis
perencanaan menurut wilayah pelaksanaannya
a.
National
Planning, yakni rencana yang diperuntukkan bagiseluruh wilayah negara
b.
Regional
Planning, yakni rencana untuk suatu daerah
c.
Local
Planning, yakni rencana untuk suatu daerah yang sangatterbatas.
4.
Jenis
perencanaan menurut penggunaannya
a.
Single
Use Planning, yaitu suatu perencanaan hanya untuksekali pakai saja. Dalam
artian jika rencana tersebut telah tercapai, maka tidak akan
digunakan lagi
b.
Repeats
Planning, yaitu perencanaan yang dipakai secara berulang-ulang, walaupun
sudah dilaksanakan berkali-kali
5.
Jenis
perencanaan dilihat dari segi luasnya usaha kegiatan
a.
General
Planning, suatu rencana yang dibuat secara garis besardan menyeluruh untuk
kegiatan kerja sama yang lebih luas. Misalnya rencana Kepala Bidang
Kanwil untuk satu tahun pelajaran
b.
Special
(Concentrated) Planning, suatu rencana mengenaikeegiatan khusus, misalnya
perencanaan yang dilakukan oleh kepala sekolah untuk mengatasi kesulitan
belajar dikelas IPA
6.
Jenis
perencanaan menurut James Af Stoner dan R.Edwar Freeman, 1994
a.
Perencanan
strategis, perencanaan yang dilakukan oleh para manajer puncak dan
menengah untuk mencapai tujuan organisasi yang lebih luas.
b.
Perencanaan
operasional , perencanaan yang memperlihatkan bagaimana perencanan strategis
akan diimplementasikan dalam kegiatan sehari hari.
D. Teori Perencanaan
Berikut teori perencanaan yaitu :
1.
Teori
sinopatik
Teori menggunakan model berfikir
system dalam perencanaan, sehingga objek perencanaan dipandang sebagai suatu
kesatuan yang bulat, dengan satu tujuan yang disbebut visi.
Langkah-langkah dalam perencanaan ini meliputi, identifikasi masalah,
memprediksikan ruang lingkup masalah, mengklasifikasi kemungkinan penyelesaian,
menginvestigasi problem, memprediksi alternative, mengevaluasi kemajuan atas
penyelesaian spesifik.
2.
Teori
incemental
Yang dimaksud dengan
desentralisasi pada teori ini adalah si perencana dalam merencanakan objek
tertentu dalam lembaga pendidikan, selalu mempertimbangkan faktor-faktor
lingkungan.
3.
Teori
transactive
Teori ini menitikberatkan pada harkat
individu yang menjunjung tinggi kepentingan pribadi dan bersifat desentralisasi,
suatu desentralisasi yang transactive yaitu berkembang dari individu ke
individu secara keseluruhan. Ini berarti penganutnya juga menekankan
pengembangan individu dalam kemampuan mengadakan perencanaan.
4.
Teori
advocacy
Teori ini menekankan hal-hal yang
bersifat umum, perbedaan individu dan daerah diabaikan. Dasar perencanaan tidak
bertitik tolak dari pengamatan secara empiris, tetapi atas dasar
argumentasi yang rasional, logis dan bernilai (advocacy mempertahankan dengan
argumentasi). Kebaikan teori ini adalah untuk kepentingan umum secara
nasional. Karena ia meningkatkan kerja sama secara nasional, toleransi,
kemanusiaan, perlindungan terhadap minoritas, menekankan hak sama, dan
meningkatkan kesejahteraan umum. Perencanaan yang memakai teori ini tepat
dilaksanakan oleh pemerintah atau badan pusat.
5.
Teori
radikal
Teori ini menekankan pentingnya
kebebasan lembaga atau organisasi lokal untuk melakukan perencanaan
sendiri, dengan maksud agar dapat dengan cepat mengubah keadaan lembaga
supaya tepat dengan kebutuhan. Perencanaan ini bersifat desentralisasi
dengan partisipasi maksimum dari individu dan minimum dari
pemerintah pusat / manajer tertinggilah yang dapat dipandang perencanaan
yang benar. Partisipasi disini juga mengacu kepada pentingnya kerja sama
antar personalia. Dengan kata lain teori radikal menginginkan agar lembaga
pendidikan dapat mandiri menangani lembaganya. Begitu pula pendidikan
daerah dapat mandiri menangani pendidikannya.
6.
Teori
SITAR
Merupakan gabungan kelima teori diatas
sehingga disebut juga complementary planning process. Teori
ini menggabungkan kelebihan dari teori diatas sehingga lebih lengkap.
Karena teori ini memperhatikan situasi dan kondisi masyarakat atau lembaga
tempat perencanaan itu akan diaplikasikan, maka teori ini menjadi SITARS yaitu
S terakhir adalah menunjuk huruf awal dari teori situational. Berarti
teori baru ini di samping mengombinasikan teori-teori yang sudah
ada penggabungan itu sendiri ada dasarnya ialah menyesuaikan dengan
situasi dan kondisi lembaga pendidikan dan masyarakat. Jadi dapat kita
simpulkan bahwa teori-teori diatas mempunyai persamaan dan
pebedaannya persamaannya:
1.
Mempunyai
tujuan yang sama yaitu pemecahan masalah
2.
Mempunyai
obyek perencanaan yang sama yaitu manusia dan lingkungan sekitarnya.
3.
Mempunyai beberapa
persyaratan data, keahlian, metode, dan mempunyai konsistensi internal walaupun
dalam penggunaannya terdapat perbedaan penitikberatan.
4.
Mempertimbangkan
dan menggunakan sumberdaya yang ada dalam pencapaian tujuan
Sedangkan perbedaannya adalah :
1.
Perencanaan
sinoptik lebih mempunyai pendekatan komprehensif dalam pemecahan masalah
dibandingkan perencanaan yang lain, dengan lebih mengedepankan aspek-aspek
metodologi, data dan sangat memuja angka atau dapat dikatakan komprehensif
rasional. Hal ini yang sangat minim digunakan dalam 4 pendekatan perencanaan
yang lain.
2.
Perencanaan
incremental lebih mempertimbangkan peran lembaga pemerintah dan sangat
bertentangan dengan perencanaan advokasi yang cenderung anti kemapanan dan
perencanaan radikal yang juga cenderung revolusioner.
3.
Perencanaan
transactive mengedepankan faktor – faktor perseorangan atau individu
melalui proses tatap muka dalamsalah satu metode yang digunakan, perencanaan
ini kurang komprehensif dan sangat parsial dan kurang sejalan dengan perencanaan
Sinoptik dan Incremental yang lebih komprehensif.
4.
Perencanaan
advocacy cenderung menggunakan pendekatan hukum dan obyek yang mereka ambil
dalam perencanaan adalah golongan yang lemah. Perencanaan ini bersifat
sosialis dengan lebih mengedepankan konsep kesamaan dan hal keadilan
social
5.
Perencanaan
Radikal seakan-akan tanpa metode dalam memecahkan masalah dan muncul dengan
tiba-tiba (spontan) dan hal ini sangat kontradiktif dengan pendekatan
incremental dan sinoptik yang memepertimbangkan aturan-aturan yang ada baik
akademis/metodologis dan lembaga pemerintahan yang ada.
E. Efektifitas Perencanaan
Perencanaan yang baik dan efektif akan berjalan baik
dan baik atau tidaknya menurut George R Terry dapat diketahui melalui
pertanyaan-pertanyaan dasar mengenai perencanaan, yaitu 5W+1H :
1. What (apa), Membicarakan masalah tentang apa yang
menjadi tujuan sebuah perencanaan dan hal-hal yang perlu dilakukan untuk
mencapai tujuan perencanaan tersebut.
2. Why (mengapa), Membicarakan masalah mengapa tujuan
tersebut harus dicapai dengan mengapa beragam kegiatan dilakukan untuk mencapai
tujuan tersebut
3. Where (dimana), Membicarakan masalah dimana program
dalam perencanaan tersebut dilaksanakan
4. When (kapan), Membicarakan masalah kapan kegiatan
tersebut akan dilaksanakan dan diakhiri.
5. Who (siapa), Membicarakan masalah siapa yang akan
melaksanakan program tersebut.
6. HOW (bagaimana). Membicarakan masalah bagaimana cara
melaksanakan program yang direncanakan tersebut.
Dengan melakukan kategori di atas,
maka seorang manager akan mudah dalam melaksanakan program atau kegiatan yang
direncanakannya. Hal ini dikarenakan, metode yang dilakukannya terpola secara
baik dan berkesinambungan yang melibatkan berbagai macam objek penunjang pelaksanaan
program atau kegiatan.
Dilain hal, sebeuh perencanaan yang
baik dan efektif haruslah memiliki criteria-kriteria sebagai berikut :
1. Logis dan Rasional. Artinya, apa yang dirumuskan dapat
diterima oleh akal, dan oleh sebab itu maka perencanaan tersebut bisa
dijalankan.
2. Komprehensif. Perencanaan yang baik juga harus
memenuhi syarat komprehensif. Artinya menyeluruh dan mengakomodasi aspek-aspek
yang terkait langsung terhadap perusahaan. Perencanaan yang tidak hanya
terkait dengan bagian yang harus kita jalankan, tetai juga dengan mempertimbangkan
koordinasi dan integrasi dengan bagian lain di perusahaan.
3. Fleksibel. Artinya, perencanaan yang baik diharapkan
dapat beradaptasi dengan perubahan dimasa yang akan datang, tapi bukan
berarti perencanaan itu dapat diubah seenaknya.
4. Komitmen. Perencanaan yang baik harus merupakan dan
melahirkan komitmen terhadap seluruh anggota organisasi untuk bersama-sama
berupaya mewujudkan tujuan organisasi. Komitmen dapat dibangun dalam sebuah
perusahaan jika seluruh anggota di perusahaan beranggapan bahwa perencanaan yang
dirumuskan telah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi.
5. Realistis, perencanaan yang baik perlu memenuhi
persyaratan realistis. Artinya, apa yang dirumuskan oleh perusahaan sesuai
dengan fakta dan wajar untuk dicapai dalam kondisi tertentu yang dihadapi
perusahaan.
F. Model Perencanaan Rasional
Menurut Siswanto (2012:56),
Perencanaan rasional memiliki beberapa model, antara lain PERT dan CPM, Model
pemrograman Linear (Linear Programming Model), Model Biaya manfaat (cost-benefit
model), ModelMasukan-keluaran(Input-output model), serta Model
simulasi Dinamik (Dynamic simulation model). Penjelasan mengenai ini di
lakukan pada bagian berikut.
1. Model PERT dan CPM
a. PERT
PERT adalah akronim dari Program
Evaluation and Review Techniques atau Tehnik Evaluasi dan Peninjauan
Program yaitu suatu metode perencanaan yang belum pernah di lakukan sebelumnya
dan tidak akan dilaksanakan kembali dengan cara yang sama pada waktu yang akan
datamg. PERT pertama kali dikembangkan oleh Angkatan Laut Amerika Serikat dalam
kerja sama dengan Bool, Allen, dan Hamilton, suatu perusahaan konsultan
manajemen. Munculnya teknik ini dimaksudkan untuk mengurai adanya penundaan,
gangguan, dan konflik produksi, koordinasi, dan sinkronisasi dari beberapa
bagian dari keseluruhan pekerjaan. Juga merupakan suatu metode untuk menentukan
jadwal dan anggara dari sumber sehingga suatu pekerjaan yang telah ditetapkan
dapat diselesaikan secara efesien dan efektif.
PERT yang merupakan salah satu
teknik manajemen tidak dapat sepenuhnya memecahkan permasalahan yang dihadapi
oleh para manajer. Akan tetapi, PERT membantu seorang manajer untuk menyadari
permasalahan yang dihadapinya, pemecahan yang bersifat realistis, serta
kekuatan dan kelemahannya menilai seluruh faktor dan pertimbangannya yang
berhubungan dengan keputusan yang telah diambil.
b. CPM
CPM yaitu akronim Critical Path
Method atau Metode Jalur Kritis (MJK) adalah suatu teknik perencanaan dan
pengendalian yang digunakan dalam proyek yang memiliki data biaya dari masa
lampau. Metode jalur kritis memungkinkan seorang manajer menyelesaikan
pekerjaan dalam waktu sesingkat mungkin dengan kerja lembur seminimal mungkin,
tambahan tenaga kerja ataupun kerja lembur seminimum mungkin, tambahan tenaga
kerja ataupun tambahan peralatan, serta tidak terkena sanksi apa-apa apabila
penyelesaian pekerjaan tersebut terlambat.
2. Model Biaya Manfaat (cost-Benefit Model)
Model biaya manfaat merupakan metode
matematis yang menunjukkan serta mengukur manfaat dan biaya ekonomis suatu
proyek atau program. Manfaat proyek adalah nilai tambah hasil barang dan jasa,
termasuk jasa lingkungan, yang memungkinkan karena adanya proyek, dan biaya
proyek adalah nilai tambah sumber daya riil yang dimanfaatkan proyek.
Menurut Pearce (1978) model biaya
manfaat didasarkan pada nilai yang diukur dengan harga yang diinginkan
masyarakat. Harga tersebut biasanya berbentuk harga tersirat atau harga
bayangan. Harga tersirat diperoleh dengan menyesuaikan, dimana diperlukan,
harga pasar senyatanya dan mendapatkanya dari nilai ekonomi yang serasi dimana
tidak ada pasar. Sedangkan harga bayangan biasanya digunakan di dalam ekonomi
negara berdasarkan perencanaan terpusatkan dan negara yang sedang berkembang
untuk membantu putusan alokasi sumber daya alam.
Teknik penilaian biaya dan manfaat
biasanya dilakukan melalui penilaian terhadap manfaat dan biaya perbaikan
kualitas lingkungan. Teknik penilaian manfaat didasarkan pada penggunaan harga
pasar senyatanya. Teknik ini dibagi dalam tiga kategori besar, yaitu:
a. Langsung didasarkan pada nilai pasar atau
produktivitas;
b. Menggunakan nilai pasar barang pengganti atau
pelengkap/komplementer;
c. Pendekatan yang menggunakan teknik survei.
Selanjutnya, teknik penilaian
kualiitas lingkungan dari segi biaya dapat dibedakan dalam beberapa pendekatan,
antara lain:
a. Metode pengeluaran pencegahan
Pendekatan
terhadap penilaian ini pula dengan nama metode Pengeluaran Bertahan atau
Fasilitas Pelindung Diri.
b. Pendekatan biaya ganti
Biaya
mengganti aktiva produktif yang rusak karena kualitas lingkungan yang menurun
atau karena praktik pengelolaan di tempat proyek yang tidak sesuai; dapat
menjadi dasar penaksiran minimum manfaat yang diperkirakan dari program untuk
melindungi atau memperbaiki kualitas lingkungan.
c. Pendekatan proyek bayangan
Pendekatan
ini merupakan bagian khusus teknik biaya penggantian. Apabila pelayanan sulit
untuk dinilai dan dapat hilang karena ususlan pembangunan,suatu peringkat
alternative sering ditunjang dengan penentuan biaya ekonomi proyek pelengkap
yang dapat berupa penggantian jasa lingkungan tersebut.
d. Analisis keefektifan biaya
Tujuan
kualitas lingkungan seperti sifat keindahan, fungsi ekosistem, konsentrasi di
lingkungan sekitar dari zat pencemar, atau tingkat kesehatan masyarakat telah
ditentukan, serta penyelesaian secara ekonomis efisien diperoleh dengan
meminimumkan biaya pencapaian tersebut.
3. Model Masukan-Keluaran ( Input-Output Model)
Menurut Hufscmidt, dkk. (1983);
Dixon dan Hufscmidt (1986) model ini didasarkan pada kenyataannya bahwa dalam
sistem ekonomi modern, kegiatan produksi sangat berhubungan satu dengan yang
lain. Sistem informasional masukan-keluaran dapat membantu para pengambil
keputusan dalam beberapa cara berikut:
Pertama, oleh karena model masukan-keluaran diperoleh dari
sistem data yang komprehensif pada tahun dasar tertentu, pada penciptaan model
menuntut para penganalisis untuk mendapatkan catatan historis yang tepat dan
suatu susunan yang konsisten tentang perkiraan mahzab ekonomi. Hal ini akan mengarah
pada, pemantauan, perkiraan, dan pengumpulan data yang sistematis dan
memberikan desain dasar memperoleh hasil.
Kedua, segera setelah model diciptakan maka model tersebut
dapat dipakai untuk mensimulasikan skenario pembangunan ekonomi yang berbeda.
Untuk membangun skenario seperti itu, serangkaian permintaan akhir yang
bersifat eksogen diasumsikan untuk waktu yang akan datang. Seperti periode
waktu, dengan rangkaian permintaan akhir yang diasumsikan memiliki hubungan
dengan serangkaian stimulan dan serangkaian penyelesaian variabel ekonomi dan
kualitas lingkungan.
Ketiga, dengan mengubah pola permintaan akhir dan hubungan struktural
dalam model, berbagai pilihan yang berbeda bagi kasus pembangunan ekonomi,
buangan sisa, dan kualitas lingkungan sekitar dapat diciptakan, membantu para
pengambil keputusan dalam memilih apa yang mereka pandang sebagai rencana
pembangunan yang terbaik. Model masukan-keluaran secara ringkas dapat
digambarkan sebagai berikut.
4. Model Program Linear (Linear Programming Model)
Program linear merupakan teknik
analisis kuantitatif yang mengandalkan model mate-matika atau model simbolik
sebagai wadahnya. Tahap program linear dalam pengambilan keputusan mengenai
perbaikan kualitas lingkungan meliputi langkah-langkah:
a. Identifikasi persoalan;
b. Perumusan dan penyusunan model;
c. Analisis model;
d. Pengesahan model; serta
e. Implementasi model dan hasil analisisnya.
f. Model Simulasi Dinamik (Dynamic Simulation Model)
Model simulasi dinamik merupakan
himpunan persamaan yang menggambarkan sistem lingkungan ekonomi. Persamaan
tersebut disusun dengan menggunakan computer elektronik. Perilaku sistem
disimulasikan secara arbitrer dengan mengubah parameter model dan hasilnya
dicatat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perencanaan merupakan tahapan paling
penting dari suatu fungsi manajemen, terutama dalam menghadapi lingkungan
eksternal yang berubah dinamis. Dalam era globalisasi ini, perencanaan harus
lebih mengandalkan prosedur yang rasional dan sistematis, bukan hanya dengan
firasat (dugaan).
Dalam perencanaan
terdiri dari macam-macam perencanaan, yaitu perencanaan organisasi dan
perencanaan kontijensi. Perencanaan organisasi terbagi menjadi 3 yaitu
perencanaan strategis, taktis dan operasional. Adapun kerangka waktu dalam
perencanaan organisasi yaitu sebagai berikut : rencana jangka panjang, jangkah
menengah, dan jangka pendek.
Suatu perencanaan juga
terdapat berbagai hambatan dalam penetapan tujuan. Hambatan tersebut antara
lain tujuan yang tidak tepat, sistem penghargaan yang tidak tepat, penolakan
terhadap perubahan dan keterbatasan.
Perencanaan sangat
dikaitkan dengan pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan tidaklah mudah
dibutuhkan berbagai alasan-alasan yang bisa menentukan keputusan tersebut.
Dalam merencanakan suatu keputusan semua harus berorientasi kearah yang bisa
menguntungkan satu sama lain dan harus melihat kekurangan-kekurangan yang akan
putuskan.
B. Saran
Sebaiknya
dalam mengambil keputusan dan tindakan dalam berbagai bentuk organisasi
menggunakan proses dasar manajemen berupa perencanaan. Tapi dalam sebuah
prencanaan perlu memperhatikan sifat rencana yang baik untuk mencapai hasil
yang diinginkan
DAFTAR PUSTAKA
Agnes,
Y. (2014). http://semuatugass.blogspot.co.id/2014/02/makalah-pengantar
-manajemen-perencanaan.html. Dipetik 23 Maret,
2016, dari Blogger
Dewi, A. D. (2011). http://annisadevyanadewi.weebly.com/materi-klp-1/-penganta
r-manajemen-perencanaan-strategis-pemecahan-masalah-dan-pengamb
ilan-keputusan. Dipetik 24 Maret, 2016
Manua, O. L. (2012). http://studimanajemen.blogspot.co.id/2012/10/teori-peren
canaan.html. Dipetik 24 Maret, 2016, dari Blogger
Meriana, F. A. (2014). https://fitridtrind.wordpress.com/2014/04/19/makalah-perencanaan-pengantar-manajemen/.
Dipetik 23 Maret, 2016, dari Wordress
Nanda, Y. (2012). https://yogarananda.wordpress.com/2012/11/23/konsep-dasar-perencanaan/.
Dipetik 24 Maret, 2016, dari Wordress
Rahmadani. (t.thn.). http://rahmadaniirma.over-blog.com/2014/12/perencanaan-dasar-manajemen-umum.html.
Dipetik 24 Maret, 2016, dari 2014: Over Blog
Wikipedia. (2016). https://id.wikipedia.org/wiki/Perencanaan.
Dipetik 23 Maret, 2016, dari Wikipedia
Zallam, D. Z. (2013). http://dedetzelth.blogspot.co.id/2013/02/pengertian-tujuan-dan-fungsi-perencanaan.html
. Dipetik 23 Maret, 2016, dari Blogger
Tidak ada komentar:
Posting Komentar